Model Ayu Gani Curhat Soal Pengalaman Hidup Dalam The Where Next Club Series

By Siti Sarah Nurhayati, Kamis, 5 Januari 2023 | 13:01 WIB
Sukses di dunia modeling, ternyata Ayu Gani awalnya tak memiliki ketertarikan di dunia tersebut. ()

NOVA.id - Nama Ayu Gani sudah tak asing di dunia permodelan, terutama Indonesia. Pasalnya, dia pernah menjadi juara Asia's Next Top Model pada tahun 2015 silam.

Hingga mendapat sejumlah kontrak kerja internasional termasuk kontrak dengan Storm Model Management (agensi model bertaraf internasional yang berpusat di London).

Pencapaiannya tentu turut mengharumkan nama Indonesia. Namun, tahu enggak sih, ternyata Ayu Gani "kecil" tak pernah memiliki cita-cita sebagai model.

Fakta ini dia bagikan saat curhat mengenai kisah perjalanannya di dunia model dalam serial yang dibuat Glenfiddich berjudul The Where Next Club.

Gani (sapaan akrabnya) menuturkan, sebenarnya terjun ke dunia modeling ini terjadi secara tidak sengaja. Justru, dulu sang ibundalah yang membujuknya untuk kontes model di tahun 2011 untuk Gadis Sampul.

Padahal dulu dia sangatlah tomboy, tidak pernah menggunakan kosmetik, tidak tahu bagaimana berpakaian dengan baik, bahkan tidak pernah mengenakan sepatu hak tinggi.

Tapi, iseng-iseng berhadiah, ternyata Gani malah memboyong gelar "The Most Favorite" dan terpilih sebagai Gadis Sampul.

Mulai saat itu kariernya di dunia modeling pun langsung melejit. Ia banyak menerima undangan untuk berpartisipasi dalam pemotretan dan acara mode, termasuk debutnya di Jakarta Fashion Week.

Bahkan dia berhasil menjadi orang Indonesia pertama yang memenangkan Asia’s Next Top Model (2015).

Baca Juga: Profil Laura Basuki, Pernah Memiliki Cita-Cita Jadi Kasir Sebelum Terjun ke Dunia Model

Sebagaimana Glenfiddich selalu berani untuk mengeksplor hal baru dan menantang ketidakpastian, profesi Gani pun memiliki kesulitannya sendiri.

Rasa tidak aman dan persepsi bahwa dia tidak cocok dengan profesinya merupakan hambatan yang pernah dialami oleh dirinya. Bahkan, ia juga pernah ditolak dari agensi model dan peragaan busana.

Namun, Gani mengatasi kesulitan tersebut dengan tidak pernah menyerah. Dia selalu konsisten untuk memperhatikan orang-orang yang mendukungnya dan mencoba berbagai hal baru.

Gani telah berubah menjadi seseorang yang lebih dewasa sebagai model profesional yang memiliki pengalaman di runway internasional, seperti Glenfiddich yang telah berubah dan berkembang selama bertahun-tahun untuk menjadi brand single malt yang meraih penghargaan terbanyak di dunia.

Berbicara tentang inspirasi, Gani menemukan sesuatu yang cocok dengan jati dirinya pada sisi inspirasional Glenfiddich.

“(Inspirasinya) Dari tagline Glenfiddich sendiri, 'Where Next?’ Saya selalu bertanya pada diri sendiri 'Where Next?' Maksud saya, saya telah memenangkan Asia’s Next Top Model beberapa tahun lalu. Itu mungkin puncak karier saya pada saat itu

Dan sejak itu, saya bisa bekerja sebagai model di luar negeri seperti di London, mengelilingi Eropa, dan Amerika Serikat.

Saya selalu bertanya pada diri sendiri, 'Apa lagi yang ingin saya lakukan?' Setelah itu, di mana selanjutnya? Kita bisa mendapatkan banyak informasi di sana, jadi saya percaya di situlah semuanya dimulai. Semuanya bermula dengan pertanyaan 'Where next?'," jelas Gani.

Alhasil, selain bekerja sebagai konsultan pemodelan untuk model di Indonesia, Gani membentuk agensi modelnya sendiri saat pandemi Covid-19. Katanya hal ini dia lakukan karena Gani ingin membalas budi dan mendukung bisnis mode dengan agen modelnya.

Baca Juga: Inspirasi Gaya Rambut untuk Olahraga, Tetap Stylish dan Kece Walau Berkeringat

Dia juga menciptakan sekolah model karena dia ingin memberikan aspirasi tentang bagaimana rasanya menjadi seorang model ternama kepada mereka yang memiliki cita-cita tinggi dan ingin bekerja di industri ini.

Selain itu, Gani juga ingin membangun bisnis modelling-nya di New York yang berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan pemodelan Indonesia dan Amerika.

Gani bercita-cita untuk membawa model Indonesia ke seluruh dunia, bercermin dari Glenfiddich, yang membangun kategori single malt whisky saat ini di dunia sejak 1963.

Untuk meyakinkan penonton supaya mereka lebih terdorong untuk melewati segala hambatan hingga berhasil, Gani memberikan pesan di penghujung wawancara.

"Jangan mudah puas, saya percaya itu adalah hal yang paling krusial. Saya tidak pernah merasa cepat puas dengan apa pun.

Pertimbangkan pertanyaannya, "Where Next?" karena kita selalu bertanya pada diri sendiri,

"Where Next?" kita selalu merenungkan apa yang ada di dalam diri kita yang belum tercapai, tujuan apa yang ingin kita capai, dan apa lagi yang kita inginkan dalam hidup.

Menurut saya, pola pikir dan pikiran untuk tidak pernah berhenti sangatlah penting,” Gani menyimpulkan.

Melihat inspirasi dari Ayu Gani yang mencerminkan semangat Glenfiddich, Brett Bayly, Regional Brand Ambassador untuk Glenfiddich Southeast Asia pun memberikan harapan yang sama.

Baca Juga: Si.Se.Sa Boutique, Berbeda Selera Fashion Malah Jadi Berkah!

 

“Glenfiddich selalu menjadi inovator, berani untuk menantang hal yang biasa dan mengejar keunggulan dalam kategori tersebut. Kami tidak pernah diam karena kami terus mendorong batasan dengan inovasi dan pengalaman baru,"

"Kami berharap bahwa kelanjutan dari The Where Next Club di Indonesia terus menginspirasi masyarakat dengan kisah-kisah luar biasa ini," tutupnya.