Bucin Jadi Tanda, Ini Alasan Mengapa Jatuh Cinta Buat Kita Jadi Bodoh

By Alsabrina, Kamis, 2 Februari 2023 | 08:00 WIB
(Ilustrasi) Alasan mengapa jatuh cinta bikin bodoh ((kolase) pexels.com & dok. instagram/ferryirawanreal)

NOVA.id - Kasus KDRT yang menyeret nama Venna Melinda dan Ferry Irawan ini menyita perhatian publik. 

Satu sisi, banyak yang tidak menyangka jika Venna Melinda menjadi korban KDRT, tapi di sisi lain juga banyak yang menyinggung soal kebucinan Venna Melinda kepada Ferry Irawan dahulu. 

Diberitakan sebelumnya, Venna Melinda dan Ferry Irawan mendadak jadi sorotan netizen karena mengaku berpacaran. 

Bahkan, Venna Melinda mantap dipinang oleh Ferry Irawan. Ia bahkan sempat mengaku bucin kepada Ferry. Venna juga mengatakan jika Ferry adalah imam yang baik untuknya. 

Banyak netizen yang mengatakan bahwa orang jadi bodoh ketika sudah jatuh cinta.

Ternyata, ungkapan tersebut bukan mitos belaka lho! 

Ada penjelasan ilmiah mengapa jatuh cinta membuat kita jadi bodoh. Berikut penjelasan lengkapnya.

Tubuh akan mengalami perubahan saat jatuh cinta

Ketika orang jatuh cinta, mereka mengalami lonjakan hormon dan neurotransmiter yang membuat mereka merasa nyaman, kata Dr Marni Feuerman, seorang psikoterapis berlisensi dan penulis buku "Ghosted and Breadcrumbed: Stop Falling for Unavailable Men and Get Smart about Healthy Relationships".

"Kimia semacam itu mengesampingkan pemikiran logis dan rasional kita," kata Dr Marni.

Lonjakan hormon tersebut lah yang dapat mengarahkan kita untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak kita lakukan seperti biasanya.

Baca Juga: Kenali 4 Jenis KDRT, Bukan Hanya Kekerasan Fisik

Menurut Dr Marni, respon yang diterima otak saat kita jatuh cinta mirip dengan cara kerja otak saat kita sedang kecanduan.

"Sains memberi tahu kita bahwa perubahan kimiawi dan hormonal dikodekan dalam otak kita mirip dengan kecanduan."

Selain itu, gelombang kimia ini juga tak terjadi saat kita tidak bersama dengan orang yang dicintai atau seseorang yang membangkitkan gairah, misal saat kita bersama sahabat atau keluarga.

Ketika kita sedang bersama sahabat dan keluarga, otak kita akan jauh lebih rasional dibanding saat kita sedang jatuh cinta.

"Jadi, ketika Anda berada di sekitar seseorang yang tidak Anda cintai – atau tidak bernafsu – dengannya, Anda cenderung bertindak lebih rasional dan membumi," ujarnya.

Lebih jauh, Dr Marni menyebutkan jika tingkah "konyol" lebih mungkin terjadi di awal hubungan.

Ini dikarenakan keadaan masih baru dan saat itulah kita mendapatkan gelombang kimia terbesar. 

Sehingga, yang terjadi adalah adanya "kerusakan" dalam cara kerja otak kita.  

Dr Marni Feuerman telah melihat contoh orang yang mentolerir perilaku buruk dari pasangannya atas nama cinta.

"Misalnya, menemukan tanda-tanda kecurangan yang jelas, tetapi mempercayai cerita konyol atau alasan yang dilontarkan (oleh penipu)."

"Saya juga telah melihat orang-orang ditipu untuk mendapatkan banyak uang."

Baca Juga: Cara Mengenalkan Pasangan Baru kepada Anak, Ini 5 Saran dari Psikolog

Ada beberapa cara untuk melindungi diri dari efek "bodoh" dalam cinta.

Salah satu strateginya adalah tetap dekat dengan teman baik dan keluarga.

Lalu, dengarkan pendapat mereka tentang perilaku dan hubungan kita dan pasangan. Apabila mereka telah memberikan peringatan terhadap hubungan yang sedang dijalani, kita bisa memikirkannya terlebih dahulu sebelum membuat keputusan. 

"Jika mereka menganggap Anda konyol atau bodoh (karena jatuh cinta atu sedang dalam suatu hubungan), mundur selangkah untuk merenungkan apa yang mereka katakan alih-alih langsung melakukan pembelaan. Orang-orang ini tidak berada di bawah mantra cinta seperti Anda," kata Dr Marni Feuerman. (*)