Salat Nisfu Syaban: Tata Cara, Bacaan Niat, dan Doa yang Diamalkan

By Alsabrina, Selasa, 7 Maret 2023 | 08:00 WIB
(Ilustrasi) Tata pelaksanaan salat Nisfu Syaban (iStockphoto)

NOVA.id - Malam Nisfu Syaban diisi dengan mengerjakan salat Nisfu Syaban dan amalan doa untuk mendapat ridho Allah SWT.

Diketahui, Nisfu Syaban merupakan pertengahan hari di bulan Syaban yang jatuh pada tanggal 15 pada kalender Hijriyah.

Untuk tahun 2023, Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 7 Maret 2023 malam. 

Selepas salat Magrib, kita akan mengerjakan salat Nisfu Syaban dan amalan lainnya.

Salat Nisfu Syaban hukumnya adalah sunnah, berarti jika mengerjakan mendapat pahala dan jika tidak mengerjakan tidak mendapat dosa maupun pahala.

Hal tersebut berdasarkan Hadist Shahih yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah, sebagai berikut:

"Apabila telah datang malam Nisfu Sya’ban maka kamu Shalatlah pada malamnya dan kerjakanlah puasa pada siangnya maka sesungguhnya Allah akan turun pada malam itu sampai terbenamnya matahari ke langit dunia, lalu Allah SWT berfirman:

"tidaklah seseorang yang memohon ampun kepada-Ku kecuali akan Ku (Allah) ampuni dia, tidaklah seorang hamba memohon Rizeki kepada-Ku maka akan aku berikan Rezeki kepadanya,

tidaklah seseorang memohon dihindarkan dari bala kecuali akan Ku berikan kesehatan dan tidaklah permohonan ini dan permintaan itu kecuali Aku (Allah) mengabulkannya hingga terbitnya Fajar," (HR Ibnu Majah).

Salat Nisfu Syaban terdiri dari 2 rakaat.

Berikut ini niat dan tata cara salat sunnah Nisfu Syaban, dikutip dari doaharianislami.com.

Baca Juga: Penjelasan UAS Soal Hukum Bayar Utang Puasa Setelah Nisfu Sya'ban

Niat Salat Nisfu Syaban

اُصَلِّىْ سُنَّةً نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan nisfu sya'baana rak'ataini lillahi ta'ala

Artinya:

"Saya sholat sunnat Nisfu Sya'ban dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Shalat Nisfu Syaban

1. Melafalkan niat salat Nisfu Syaban dalam hati, lalu Takbiratul Ihram.

2. Membaca bacaan doa Iftitah, Al Fatihah, dan surat pendek. Diutamakan membaca surat Al Kafirun.

3. Rukuk, dengan membaca doa rukuk.

4. I'tidal, dengan membaca doa i'tidal.

5. Sujud, dengan membaca doa sujud.

Baca Juga: Doa dan Amalan yang Dianjurkan untuk Dilakukan pada Malam Nisfu Syaban

6. Duduk di antara dua sujud, dengan membaca bacaan doanya.

7. Sujud kedua.

8. Berdiri menunaikan rakaat kedua sambil Takbiratul Ihram.

9. Membaca Al Fatihah, kemudian diutamakan membaca surat Al Ikhlas.

10. Lalu, rukuk, i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kedua.

11. Duduk tahiyat akhir.

12. Mengucap salam.

Setelah selesai salat, dianjurkan untuk membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali.

Seperti yang dilansir dari NU Online, Yasin pertama diniatkan untuk panjang umur dalam kondisi taat dan patuh pada Allah.

Yasin kedua diniatkan untuk tolak bala' dalam seumur hidup.

Sementara Yasin ketiga diniati minta kekayaan dan kecukupan selama hidup.

Baca Juga: Jadi Tradisi Jelang Ramadan, Ini Adab Ziarah Kubur Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW

Setelah itu kita juga disarankan untuk membaca doa Nisfu Syaban.

Berikut ini bacaan doa Nisfu Syaban:

اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ

Artinya:

Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.

Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau, Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan.

Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan.

Sungguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: "Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab".

Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Syaban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui.

Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau.

Sebagaimana diketahui, Nisfu Syaban merupakan salah satu hari yang istimewa.

Baca Juga: Ramadhan 2021: Ini Bacaan Niat Puasa Ramadhan dan Doa Buka Puasa

Sebab, di malam tersebut, diyakini semua dosa akan dihapuskan bagi mereka yang memohon ampun.

Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW:

"Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman). (*)