Waspada Virus Marburg yang Bisa Sebabkan Kematian, Ini Gejala dan Cara Penularannya

By Hinggar, Sabtu, 1 April 2023 | 12:56 WIB
ilustrasi Virus Marburg ()

NOVA.ID - Masyarakat harus mewaspadai virus marburg yang disebut mematikan jika sudah terinfeksi.

Menurut Kementerian Kesehatan, tingkat kematian ketika penderita tertular virus tersebut bisa mencapai 88 persen.

Virus marburg adalah biang penyakit dari famili filovirus, yang masih satu famili dengan virus ebola.

Dikutip dari Kompas.com, virus marburg bisa memasuki tubuh penderita melalui lesi atau luka di kulit dan kontak dengan selaput lendir seperti lubang hidung, bibir, kelopak mata, telinga, daerah kemaluan, serta anus.

Virus marburg awalnya akan menyerang hati, kelenjar getah bening dan limpa.

Kemudian infeksi akan menyebar ke jaringan tubuh lain dengan cepat.

Berikut ini beberapa gejala dari virus marburg:

Baca Juga: Dilarang Cukur Habis Rambut Kemaluan Sebelum Berhubungan Intim, Ternyata Ini Alasannya

  

Gejala tersebut biasanya muncul secara tiba-tiba dan diare bisa berlangsung hingga seminggu.

Gejala virus marburg parah bisa dikenali dengan pendarahan yang terjadi di hidung (mimisan), gusi, dan vagina. Penderita juga bisa mengalami muntah darah atau BAB berdarah.

Dalam kasus yang parah, kematian biasanya terjadi antara hari ke 8 sampai 9 setelah tanda awal penyakit dan pendarahan gejala virus marburg muncul.

Penderita bisa merasakan gejala virus marburg selang 2-21 setelah tertular penyakit ini.

Baca Juga: Virus Corona Subvarian Omicron XBB Masuk Indonesia, Begini Gejalanya

Penularan virus marburg bisa terjadi melalui daran dan cairan tubuh seperti urine, air liur, keringat, kotoran BAB, bekas muntahan, ASI, cairan dari penis atau vagina dari penderita yang masih hidup atau telah meninggal.

Biang penyakit ini juga bisa menyebar melalui alat-alat seperti pakaian, tempat tidur, alat makan, jarum suntik, atau alat medis yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh penderita infeksi virus marburg.

Potensi penularan yang lainnya bisa terjadi dari hewan ke manusia melalui kontak dengan darah dan cairan tubuh seperti air liur, tinja, dan urine hewan yang terinfeksi virus ini. (*)