NOVA.id – Pasangan Indra Bekti dan Aldila Jelita resmi cerai.
Indra Bekti dan Aldila Jelita resmi cerai, usai putusan perceraiannya dibacakan majelis hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Senin (17/4) melalui e-court atau online.
Dari putusan cerai tersebut, hak asuh anak diumumkan jatuh kepada Aldila Jelita.
“Putusannya antara lain adalah pertama mengabulkan gugatan tergugat (bercerai). Kedua, menjatuhkan talak satu dari tergugat kepada penggugat. Ketiga, menetapkan anak dua orang berada dalam asuhan pihak penggugat, yaitu Aldila,” jelas Humas PA Jaksel, Taslimah, dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, Indra Bekti sendiri masih wajib bertanggung jawab untuk anak-anaknya, dengan memberikan nafkah.
Sang presenter wajib menafkahi anak-anaknya sebesar Rp30 juta per bulan.
Nafkah sebesar Rp30 juta tersebut akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari kedua anaknya, serta untuk biaya pendidikan.
“Biaya untuk dua anak dikabulkan. Nafkah untuk dua orang anak tersebut nilai nominalnya Rp30 juta per bulan dengan kenaikan 10 persen per tahun,” ujar Taslimah.
Soal harta gana-gini, Indra dan Aldila sebelumnya sudah sepakat untuk berbagi harta.
Milano Lubis, kuasa hukum Indra dan Aldila juga mengungkapkan bahwa harta gana-gini tak masuk dalam gugatan cerai.
Baca Juga: Ari Wibowo Cerai, Ini Penyebab Perceraian di Usia Pernikahan di Atas 10 Tahun
Terkait putusan majelis hakim, Milano menambahkan kliennya sudah menerima putusan tersebut.
“Sudah. Ya kan dia (Aldila) yang gugat, jadi ya responsnya alhamdulillah sudah selesai.” kata Milano Lubis.
Di samping itu, meski Indra dan Aldila sudah resmi bercerai, keduanya berkomitmen untuk tetap menjaga tali silaturahmi demi kondisi psikis kedua anaknya.
Dikatakan Milano, Indra dan Aldila akan merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama-sama.
“Iya, boleh ketemu anak-anak kok. Rencananya nanti malah mau ketemu bareng. Ada rencana mau ketemu bareng. Doain ajalah mudah-mudahan semuanya baik," terang Milano.
Lebih lanjut, Indra Bekti dan Aldila Jelita sendiri harus menunggu hingga 14 hari agar putusan tersebut berkekuatan tetap atau inkrah. (*)