Isyana Sarasvati Derita Lupus, Buruan Kenali Gejala Lupus Ini

By Maria Ermilinda Hayon, Jumat, 21 April 2023 | 21:05 WIB
Penyanyi Isyana Sarasvati derita lupus ()

NOVA.ID - Penyanyi Isyana Sarasvati derita lupus.

Penyanyi ini belum lama mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis SLE (Systemic Lupus Erytematosus) atau lupus.

Kabar Isyana Sarasvati derita lupus ini disampaikan oleh Isyana sendiri melalui unggahan Instagram pribadinya, @isyanasarasvati.

Isyana mengatakan banyak yang menanyakan alasan dia bolak-balik ke rumah sakit.

“Story time!! Mungkin byk yg bertanya2 aku kenapa, kaya bolak balik RS mulu beberapa waktu ke belakang,” tulis Isyana.

“Intinya akhir taun lalu aku terdiagnosis autoimun, salah satunya SLE. Nah skrg Ig flare. Begitu. Hehe,” tambahnya.

Memang apa, sih lupus itu? Dan apa gejala lupus?

Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik sendiri adalah salah satu jenis penyakit autoimun, atau sebutan lengkapnya Autoimmune Inflamatory Rheumatic Disease (AIIRD) yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.

Orang yang menderita penyakit ini, sistem imunitas tubuhnya tidak bisa membedakan antara benda asing dengan sel atau jaringan milik tubuhnya sendiri.

Inilah yang memicu terjadinya peradangan hebat.

Bahayanya, peradangan akibat lupus dapat memengaruhi banyak sistem tubuh, termasuk persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.

Baca Juga: Apakah Penderita Lupus Bisa Sembuh? Yuk, Ketahui Pengobatannya!

Bicara soal penyebabnya, kemungkinan lupus dipicu oleh kombinasi genetika dan lingkungan tempat tinggal.

Meski begitu, penyebab mutlaknya masih belum diketahui secara pasti.

Namun, ada beberapa pemicu potensial seperti paparan sinar matahari yang dapat menyebabkan lesi kulit lupus atau memicu respons internal pada orang yang rentan, memiliki infeksi yang dapat memicu lupus atau kambuhan, serta beberapa jenis obat tekanan darah, obat anti kejang, dan antibiotik.

Berita buruknya, perempuan memiliki peluang risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki, lo.

Rasio pasien perempuan dan laki laki adalah 15:1 hingga 22:1, yang sebagian besar ditemukan pada perempuan usia produktif antara 15 hingga 45 tahun.

Kenapa bisa begitu?

“Ada banyak faktor, salah satu yang utama adalah faktor hormonal terutama estrogen. Nah, itu yang membuat lebih cenderung untuk membuat autoimun yang ada autoantibodinya, salah satunya adalah lupus. Lalu apakah bisa diturunkan? Bisa, tapi kemungkinannya kecil. Karena seperti membuat kue, ada tepung, telur, dan sebagainya. Maka, kalau genetik saja enggak bisa, harus ada (faktor pemicu) yang lain,” ungkap Dr. dr. Cesarius Singgih Wahono, SpPD-KR, Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Reumatologi pada NOVA dalam media briefing “Dampak Panjang Covid-19 dan Seberapa Perlu Vaksinasi Covid-19 pada Pasien Lupus” (14/12).

Tanda Kelelahan Mendominasi

Makanya, penyakit ini perlu diwaspadai.

Salah satu langkahnya adalah dengan mengetahui gejala lupus.

Sebenarnya, setiap pasien lupus memiliki gejala yang berbeda-beda dan kebanyakan mirip gejala yang dimiliki oleh penyakit lain.

Baca Juga: Ini Alasan Perempuan Usia Produktif Lebih Berisiko Terkena Lupus

Itu sebabnya diagnosis terhadap penyakit ini cukup sulit.

Meski demikian, terdapat sejumlah gejala umum yang biasa terjadi.

Apa saja gejala lupus?

-nyeri dan kaku sendi

-ruam di kulit yang sering terjadi di pipi dan hidung (butterfly rash)

-pembengkakan sendi dan kulit.

-lebih sensitif terhadap sinar matahari

-rambut rontok

-anemia dan/atau masalah pembekuan darah

-penurunan berat badan

-demam tanpa sebab yang jelas

Baca Juga: Awas, 5 Penyakit Ini Rawan Terjadi pada Perempuan Usia 20-an

-jari berubah pucat menjadi putih atau biru dan kesemutan saat dingin (dikenal sebagai fenomena raynaud)

-sariawan

-mengalami kelelahan hebat yang tidak diketahui sebabnya.

“Dibandingkan dengan populasi sehat, LES menjadi sebuah penghalang dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena gejalanya yang muncul secara signifikan atau kambuh secara tiba-tiba dengan didominasi gejala seperti kelelahan hebat dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik, serta ada rasa nyeri,” jelas dr. Singgih dalam acara yang diselenggarakan Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA) bekerja sama dengan Novartis Indonesia itu.

Gejala lain mungkin juga dialami tergantung pada bagian tubuh yang diserang, seperti masalah saluran pencernaan, jantung, atau kulit.

Tapi, gejala lupus ini tidak selalu muncul bersamaan, melainkan dapat berkembang seiring dengan perjalanan penyakit. (*)