NOVA.ID – Sahabat NOVA sering resh ketika anak yang beranjak remaja sering main TikTok?
Sebagai ibu, kadang wajar jika takut si buah hati di usia remajanya salah mengakses konten di media sosial.
Tapi, kita pun tak bisa melarang anak untuk mengenal media sosial, pasalnya mereka terlahir di era digital di mana akses terhadap internet menjadi kebutuhan.
Lagipula, dengan bermain internet, temasuk media sosial TikTok sebenarnya anak jadi bisa mengakses informasi, mendapatkan edukasi, serta membangun konektivitas.
Meski tetap harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh penyedia platform.
Mengerti akan hal ini, TikTok tingkakan keamanan untuk pengguna remaja.
Bagi TikTok, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna remaja merupakan prioritas.
Untuk memastikan terciptanya ruang digital yang aman dan ramah bagi remaja, TikTok menyusun serangkaian Panduan Komunitas untuk menanggapi risiko dan potensi bahaya yang mungkin muncul.
Selain itu, TikTok juga mensosialisasikan Panduan Komunitas dan upaya-upaya yang diambil dengan safety partners seperti WAHID Foundation, Yayasan Sejiwa Amini (SEJIWA) dan Yayasan Pulih untuk lebih banyak menjangkau komunitas.
Berikut 5 cara TikTok tingkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna remaja.
1.Batasan usia dan verifikasi
Baca Juga: 5 Tips agar Internet Bisa Aman untuk Anak, Orangtua Wajib Tahu!
Batasan usia (age gate) menjadi hal yang penting untuk melindungi identitas mereka serta melindungi konsumsi konten di dunia maya.
Di Indonesia, TikTok menerapkan batasan usia 14 tahun ke atas untuk dapat memiliki akun TikTok.
Meskipun telah memiliki akun, pengguna remaja hanya bisa mengakses fitur yang sesuai dengan usia mereka.
Tim moderasi di TikTok akan melakukan verifikasi untuk memastikan apakah pengguna memasukkan usia yang sebenarnya.
Batasan usia menjadi perhatian khusus di TikTok karena platform ingin menghadirkan pengalaman digital yang aman dan menyenangkan.
Akun akan secara otomatis terblokir jika pengguna diketahui berusia di bawah usia minimum.
2.Privasi Akun dan Level Konten
TikTok memperkenalkan Level Konten yang menyortir konten yang tidak sesuai dengan pengguna remaja, menggunakan pembatasan pengaturan privasi secara default, dan mengatur agar konten yang dibuat oleh pengguna remaja tidak masuk ke dalam deretan konten FYP.
Selain itu, pengguna harus berusia 16 tahun ke atas untuk dapat menggunakan direct message, dan berusia 18 tahun ke atas untuk dapat menggunakan fitur LIVE, mengirim hadiah kepada kreator selama sesi LIVE, atau menggunakan fitur monetisasi.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap digital well-being pengguna remaja, TikTok berkomitmen untuk menjadi platform yang suportif terhadap kesehatan fisik atau psikis anggota komunitas.
TikTok tidak mengizinkan tindakan menampilkan, mempromosikan, atau membagikan niat bunuh diri atau mencederai diri sendiri, gangguan makan, serta aktivitas atau tantangan ekstrem yang berbahaya.
Baca Juga: Ada Risiko Buruk Mengintai Si Kecil, Sebaiknya di Umur Segini Anak Dibolehkan Main Media Sosial
3.Panduan Komunitas Terbaru
TikTok percaya bahwa setiap orang berhak merasa aman dalam ranah daring, dan perasaan aman ini merupakan kunci untuk membuka imajinasi dan ekspresi yang kreatif.
Seiring dengan perkembangan perilaku pengguna, TikTok secara rutin memperbarui Panduan Komunitas untuk membantu creator memahami aturan dan standar yang diterapkan di TikTok.
Panduan Komunitas terbaru mulai berlaku 21 April 2023 dengan mengandung prinsip-prinsip yang lebih menyeluruh untuk melindungi pengguna, terutama pengguna remaja berusia 14 tahun ke atas.
Pembaruan ini meliputi penambahan kata "suku" sebagai upaya melindungi pengguna dari ujaran dan perilaku kebencian dan cyber bullying.
4.Fitur parental control
Fitur batas screen time akan membantu orang tua atau wali untuk menjaga remaja agar memiliki hubungan yang sehat dengan gawai.
Orang tua dapat mengatur pembagian waktu anak remaja mereka, sehingga mereka juga memiliki waktu untuk interaksi sosial tatap muka di luar layar, olahraga, dan istirahat yang cukup.
Melalui fitur Family Pairing yang diperbarui mulai Maret lalu, TikTok melibatkan orang tua dan keluarga dalam mendampingi remaja.
Orang tua atau wali memiliki peranan yang amat penting dalam mendukung pengalaman digital yang positif bagi remaja.
Dalam fitur Family Pairing, orangtua dan keluarga dapat menjaga keamanan anak-anak mereka melalui tiga fitur.
Baca Juga: Tips Parenting: Perlukah Orang Tua Berteman dengan Anak di Media Sosial?
Pertama, batas screen time harian khusus untuk menentukan batas waktu yang disesuaikan dengan jadwal sekolah atau liburan remaja.
Kedua, dasbor screen time untuk memberikan ringkasan total waktu yang telah digunakan untuk mengakses TikTok.
Ketiga, nonaktifkan notifikasi yang memungkinkan orang tua mengatur jadwal untuk membisukan notifikasi untuk remaja mereka.
5.Laporan penegakan
Sebagai bentuk akuntabilitas terhadap publik dalam perlindungan terhadap pengguna remaja, TikTok selalu menginformasikan laporan penegakan panduan komunitas yang diluncurkan tiap kuartal.
Sepanjang 2022, TikTok telah menghapus total 32.051.665 video yang tidak memenuhi syarat di Indonesia.
Hal ini sebagai bentuk transparansi kepada komunitas terkait aturan di dalam platform TikTok beserta penegakannya.
TikTok terus memperluas informasi yang kami hadirkan dalam laporan ini sebagai pelopor untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas terkait keamanan pengguna di industri.
Nah, itulah cara TikTok tingkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna remaja, jadi ibu tidak perlu khawatir sambil terus memantau dan menemani anak bermain media sosial, ya. (*)