NOVA.id – Presenter sekaligus aktor Gilang Dirga harus kehilangan berat badannya hingga 20 kilogram demi film teranyarnya, berjudul Star Syndrome.
Hal ini dilakukannya demi mendalami peran sebagai Jay, seorang vokalis band ternama yang melewati naik turun ketenaran di dunia hiburan.
Saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini, Gilang menuturkan untuk menjadi Jay, perjuangannya tidak main-main.
Ada satu scene yang mengharuskannya menaikkan berat badan hanya dalam kurun waktu satu bulan.
Namun, dia harus kembali menurunkan berat badan hingga 20 kg demi satu adegan khusus dalam film ini.
Bahkan, demi menunggu penurunan berat badan tersebut, syuting harus berhenti selama satu bulan.
“Selama satu bulan menjalani program diet. Dan Alhamdulillah penurunannya hampir 20 kg,” jelas Gilang.
Di sisi lain, Star Syndrome bergenre drama komedi ini bercerita tentang perjuangan seorang vokalis bernama Jay, yang pernah terkenal untuk kembali ke masa kejayaannya.
Sayangnya, Jay tak menyadari jika dunia musik masa kini sudah jauh berbeda di masa dirinya mendapat ketenaran.
"Ini film untuk mengingatkan gue dan kita semua. Kalau sudah di atas jangan lupa sama siapa yang dulu bareng kita pas berjuang," jelasnya.
Baca Juga: Gilang Dirga Blak-blakan Ngaku Benci Lesty Kejora, Ini Alasannya
Sebab dalam film rilisan Mahakarya Pictures ini dikisahkan bahwa Jay sempat lupa diri dan sombong di masa jayanya. Hal ini akhirnya membuat Gilang berkaca diri karena dia juga sempat berada di fase yang sama dengan peran yang dimaikannya.
"Iyaa ini sangat relate dengan kehidupan gue yang sekarang. Gue dulu pernah ngalamin Star Syndrome, dan ya seperti yang ada di film ini," kata aktor kelahiran 17 Agustus 1989 ini.
Meski begitu, kini Gilang sudah lebih membumi dan menanggalkan Star Syndrome yang pernah dialaminya.
Lebih lanjut, sang sutradara, Soleh Solihun, menuturkan bahwa film ini bisa menjadi ajang refleksi bagi mereka yang sudah memiliki titik puncak. Sebab sewaktu-waktu bisa saja terjatuh.
"Setiap orang punya perjalanan karier berbeda. Setiap orang punya titik puncak dan turunan. Sekarang bagaimana menghadapi turunan di profesi tersebut, ya ada di film ini," jelas Soleh Solihun menimpali.
"Mudah-mudahan Star Syndrome jadi tontonan menghibur, terinspirasi juga dan memberi manfaat buat 113 menit di Star Syndrome," sambung Soleh Solihun. (*)