NOVA.id – Para guru sejatinya memegang peranan penting untuk para muridnya di masa depan.
Ibarat paku yang sudah menancap kuat, setiap ilmu dan tindak-tanduk para guru yang diamalkan kepada murid-muridnya akan membentuk kualitas diri mereka di kemudian hari.
Tak jarang para guru melakukan berbagai upaya untuk memajukan kualitas pengajarannya untuk berkontribusi kepada kemajuan pendidikan, seperti pengalaman dari dua guru sekolah yang menjadi penggawa pendidikan asal Samarinda berikut ini.
Sotinsia Desi pindah dari pusat kota ke sisi utara Samarinda, tepatnya di Lempake, lebih dari sekadar mutasi ke sekolah baru.
Dia meninggalkan zona nyaman setelah lebih dari sepuluh tahun mengenyam karier sebagai guru.
Di SDN 007 Lempake, Samarinda Utara, Desi, panggilan akrabnya, menerima amanah sebagai kepala sekolah untuk terus menghidupkan denyut pendidikan di dalam ruang-ruang kelas yang sangat sederhana di sekolah yang dibangun sejak tahun 1970-an tersebut.
Menjadi kepala sekolah di usia muda membuatnya juga berhadapan dengan rekan guru dengan rentang usia beragam, termasuk yang lebih senior.
Hal ini membuat Desi harus berusaha keras melakukan pendekatan agar rekan-rekannya dapat lebih membuka diri untuk metode pengajaran yang lebih sesuai dengan generasi saat ini.
Dirinya pun menghadapi berbagai tantangan selama menjadi kepala sekolah, mulai dari beradaptasi dengan budaya yang berlaku di sekolah, metode belajar mengajar yang masih berporos pada guru, hingga partisipasi murid di kelas.
Baca Juga: EF Berikan Program Pelatihan Bahasa Inggris untuk Tenaga Pendidik di Wilayah DPSP
Sementara itu, Rachmad Syarif rela merantau ke Samarinda yang jauhnya 12 jam perjalanan dari Berau, kota asalnya.
Sehari-hari Syarif mengajar sebagai guru bahasa Indonesia di SMPN 4 yang merupakan salah satu sekolah unggulan di kota Samarinda.
Mengajar di sekolah unggulan bukan berarti Syarif tidak menemui tantangan, apalagi berhadapan dengan ratusan remaja yang sedang giat-giatnya menggali potensi diri sesuai minat masing-masing.
Dari masing-masing tantangan yang mereka hadapi, Syarif dan Desi sama-sama mengemban tanggung jawab besar terhadap kelangsungan pendidikan di sekolah.
Peran mereka diharapkan dapat membantu perbaikan kualitas sektor pendidikan yang menjadi prioritas utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, salah satunya melalui pengembangan kompetensi guru.
Berangkat dari tekad kuat untuk menggawangi kelangsungan pendidikan yang lebih baik di Samarinda, Syarif dan Desi tidak hanya aktif di komunitas guru, tetapi juga mengikuti seleksi program Ekosistem Pendidik Profesional (EPP) yang merupakan kolaborasi antara Putera Sampoerna Foundation melalui inisiatif School Development Outreach dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) yang berlangsung sejak tahun 2022.
Program EPP telah melatih 30 peserta guru terpilih secara intensif untuk menjadi Fasilitator Kota di wilayah Samarinda.
Fasilitator Kota akan berperan sebagai roda perubahan dalam penyelenggaraan pelatihan di Samarinda sesuai dengan kebutuhan guru sekitar.
Para guru peserta EPP diberikan pelatihan mengenai Kurikulum Merdeka dengan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan di kelas, serta pelatihan lainnya yang menunjang peningkatan profesionalisme para guru.
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Sudah Diterima sebagai Guru, Aku Malah Ciut
Sebagai institusi bisnis sosial yang telah berkomitmen untuk membantu meningkatkan pendidikan Indonesia selama lebih dari 20 tahun, PSF-SDO bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) mengupayakan pemerataan akses pendidikan di Samarinda yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Samarinda.
Syarif dan Desi menjadi dua dari 30 guru terpilih dari jenjang TK, SD dan SMP dalam program EPP yang mendapatkan pembekalan menyeluruh sebagai persiapan menjadi Fasilitator Kota di Samarinda.
Selain mendapat pemaparan teori dan praktik yang berlangsung selama lima hari terkait metode belajar mengajar, para Fasilitator Kota juga mendapatkan pendampingan penuh oleh PSF-SDO dari awal pelatihan hingga penerapan di sekolah masing-masing selama dua tahun ke depan.
Juliana, Head of Program & Development, Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach, mengungkapkan, “Pelaksanaan Educators Sharing Network membuktikan bahwa kolaborasi antara PSF-SDO dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) menjadi langkah besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia melalui pengembangan kompetensi guru di Samarinda.”
“Melalui EPP, kami pun percaya bahwa Samarinda memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk memberikan kontribusi pada kualitas pendidikan di daerahnya dan akan terus menyebar luas. Maka PSF-SDO terbuka untuk menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki kepedulian yang sama terhadap dunia pendidikan agar bersama-sama memperluas pemerataan akses pendidikan melalui berbagai program kolaborasi,” tutupnya. (*)