Belajar dari Raihaanun, Ini Tips Dampingi Pasangan dengan Masalah Mental

By Maria Ermilinda Hayon, Kamis, 13 Juli 2023 | 18:05 WIB
3 Tips Dampingi Pasangan dengan Masalah Mental (fizkes)

NOVA.ID – Artis Raihaanun bercerai dengan sang suami, Teddy Soeriaatmadja.

Kabar ini terdengar juga meski diketahui rumah tangga keduanya selama ini tidak memiliki berita miring.

Tak ayal, banyak orang bertanya-tanya.

Kabarnya salah satu hal yang memicu perceraian keduanya adalah kondisi kesehatan mental Raihaanun sendiri.

Diketahui Raihaanun menderita gangguan bipolar.

Bipolar adalah Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan jiwa yang bersifat episodik.

Banyak faktor yang sangat memungkinkan saling berpengaruh sehingga gangguan mampu timbul dan meningkat risikonya.

Seperti sebuah drama, gangguan ini memiliki empat episode: depresi, manik, hipomanik, dan campuran antara manik serta depresi.

Belajar dari perceraian Raihaanun, memang hidup bersama pasangan dengan gangguan mental bisa jadi tantangan besar dalam membangun rumah tangga.

Dibutuhkan kesabaran  hingga cara khusus untuk  menghadapinya.

Kalau tidak,  bisa-bisa mental kita juga ikut  terganggu.

Baca Juga: Berkaca dari Raihaanun, Menikah dengan Penderita Bipolar Rentan Perselingkuhan?

Umumnya orang yang  memiliki masalah kesehatan  mental akan mengalami  gangguan suasana hati,  kemampuan berpikir, serta  kendali emosi yang pada  akhirnya bisa mengarah pada  perilaku buruk.

Lantas hal apa saja, sih, yang  harus dilakukan oleh kita sebagai pasangan?

Pertama, harus terbuka sejak awal.

Jangan ragu untuk membicarakan kesehatan  mental kita dan pasangan.

Lalu bagaimana  agar pasangan mau terbuka soal kesehatan  mentalnya?

Tunjukkan sikap keterbukaan  dan toleransi, bisa  juga sesekali kita memberikan komentar  atau menyuarakan isu  kesehatan mental.

“Sebaiknya  masalah-masalah  seperti ini dibicarakan  sejak awal, kita enggak perlu menutupi  sesuatu apalagi yang berkaitan dengan  masalah kesehatan mental, karena  bagaimanapun juga orang yang ada di sisi  kita harapannya adalah orang yang ada  seumur hidup kita. Kalau mereka enggak tahu  kondisi kita bagaimana mereka bisa tahu sebenarnya mereka bisa sanggup atau tidak,”  kata Alexandra Gabriella Adeline., M.Psi, C.Ht,  C.Est, Psikolog Klinis dari Smart Mind Center  Consulting pada NOVA dalam Tabloid NOVA Edisi 1764.

Melihat  kita adalah orang yang terbuka terhadap  kesehatan mental, bisa  membuat pasangan  lebih merasa aman untuk  bercerita.

Bertanyalah dengan  intonasi yang netral.  

Hindari saran atau  judgement ketika mereka  bercerita.

Cukup berikan respons yang  empatik dan dengarkan mereka sebagai  bentuk dukungan emosional.

Baca Juga: Saat Dikabarkan Hilang di LA, Marshanda Ternyata Dimasukkan ke RSJ: Gue Dijemput Ambulans

Kedua, cari tahu gangguan mental yang dialami  pasangan.

Sebaiknya kita turut mendampingi  pasangan saat mengunjungi psikolog atau  psikiater, sembari meminta saran sebanyak ungkin untuk  mendukung pasangan kita. “Kondisi kesehatan  mental adalah nyata,  sama seperti kondisi  fisik. Maka dari itu  penting bagi Anda untuk  mencari tahu sebanyak  mungkin informasi  tentang gangguan yang  dialami pasangan Anda,”  ujar Alexandra kepada  NOVA.

Ketiga, kenali kemampuan  diri kita.

Selain  pasangan, yang paling  peting untuk diperhatikan terlebih dahulu  adalah diri sendiri.

Kondisi mental kita adalah prioritas,  sehingga kita pun perlu peka terhadap diri  sendiri dan tahu sejauh mana kita sanggup  membantu pasangan.

Karena apabila  terjadi sesuatu pada kita, siapa yang akan  membantu pasangan kita?

Misalnya sampai ada kondisi pasangan  perlu dirawat inap, bukan berarti kita membuang atau lalai, tapi memang karena kita enggak sanggup, dan rawat inap adalah  opsi terbaik.

Kata Alexandra, “Perlu diingat, beberapa  masalah kesehatan mental, khususnya yang  berkaitan dengan gangguan kepribadian  tertentu, memiliki ciri gejala sikap manipulatif  yang jelas bisa memengaruhi kesehatan  mental Anda juga. Bijak-bijaklah dalam  menentukan pilihan Anda dalam hal ini.”

Nah, demikianlah tips tips dampingi pasangan dengan masalah mental. (*)