NOVA.ID - Sahabat NOVA sedang mencari ide bisnis untuk penghasilan tambahan?
Bisnis ecoprint bisa menjadi salah satu pilihan.
Melansir Kompas.com, pembisnis ecoprint bisa mengantongi omzet Rp30 Juta hingga Rp80 Juta.
Ecoprint merupakan teknik mencetak kain motif ramah lingkungan yang mulai banyak dikenal di Indonesia.
Bahan yang digunakan untuk menggunakan ecoprint ini pada dasarnya sama dengan teknik cetak lain.
Kamu harus menyiapkan media cetaknya, pewarna, dan bahan untuk menghasilkan motif cetakan yang diinginkan.
Meski terlihat sederhana, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat membuat ecoprint, terlebih bila baru pertama kali.
Mahyal Aini, pemilik usaha Hand Made Soap Bukit Lawang sekaligus ecoprint membagikan lima tips membuat ecoprint sendiri di rumah, seperti dilansir dari Kompas.com berikut ini.
1. Pakai katun atau sutra
Jenis kain katun dan sutra paling direkomendasikan Aini bila ingin menghasilkan cetakan yang rapi.
Sebab, dua jenis kain tersebut sangat halus sehingga membuat hasil cetakannya sempurna, baik warna maupun teksturnya.
Baca Juga: Cuma Rp3 Jutaan, Biaya Franchise Es Teh Nusantara, Cepat Balik Modal untuk Penghasilan Tambahan
2. Boleh pakai media selain kain
Tak harus kain, Aini juga merekomendasikan alat ecoprint lainnya, bisa kita ikuti saat membuat karya ini di rumah.
Beberapa media untuk ecoprint yang disarankan Aini adalah kertas, gelas tanah liat, dan kulit untuk sepatu atau tas.
Menurutnya, selama alat tersebut masih ramah lingkungan dan bisa dicetak, tak masalah bila digunakan untuk membuat ecoprint.
3. Gunakan tumbuhan bertekstur halus
Bagian tumbuhan berupa daun, ranting, dan bunga, paling sering digunakan untuk menghasilkan motif ecoprint.
Namun demikian, Aini mengatakan, tidak semua tanaman bisa dipakai untuk membuat ecoprint.
"Tekstur daun yang bagus biasanya lembut. Kalau ada bulu biasanya gak bisa, tetapi balik lagi eksperimen, selama ini saya gak bisa buatnya, kalau coba method lain mungkin bisa," kata Aini saat ditemui dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Jumat (23/9/2022).
4. Jangan biarkan kain mengering
Baik kertas maupun kain, media ecoprint akan ditutup kain sebelum digulung dan dikukus untuk mengeluarkan warna alami.
Kain yang digunakan harus direndam air kapur sirih terlebih dulu.
Baca Juga: Join Mitra Shopee Bisa Dapat Penghasilan Tambahan! Ini Syaratnya
Bila menggunakan pewarna, bisa direndam dengan pewarna alami selama 30 menit.
Penting untuk memerhatikan tekstur kain sebagai penutup medianya.
Jangan menggunakan kain yang terlalu kering.
Setelah direndam, cukup peras dan biarkan sebentar, lalu taruh di bagian atas kain atau kertas yang digunakan.
Bila tekstur kain terlalu kering, pewarna alami dan warna yang dihasilkan kain sulit untuk keluar.
5. Bungkus kain dengan plastik
Pengukusan menjadi proses akhir membuat ecoprint.
Selain kukusannya harus panas, kain atau kertas juga harus diikat dan dialasi plastik terlebih dulu.
"Gulungnya usahakan jangan terlalu kencang. Dikasih tali, diikat, dan dikukus selama dua jam. Nanti warnanya keluar," ujar Aini.
"Setelah diikat harus dikasih plastik lagi karena pas pengukusan uap air akan menetes dan melebar ke mana-mana," tambahnya. (*)