Karena tidak memiliki pekerjaan, Isan memutuskan untuk ikut berjualan baso tahu keliling untuk mengisi waktu senggangnya.
Setelah bertahun-tahun jualan baso tahu keliling, Ia kemudian dihadapkan pada dagangannya yang masih tersisa. Baso tahu sisa tersebut tentu saja tidak bisa dijual karena akan basi, namun juga berat untuk dibuang.
Dari sanalah, Isan berpikir untuk menggoreng baso tahu sisa tersebut dan membagikannya kepada tetangga.
Siapa sangka, racikan tersebut cukup membuat para tetangga ketagihan. Namun, ada kalanya Isan tidak memiliki baso tahu untuk dibagikan. Sejak itulah, para tetangga memutuskan untuk membeli baso tahu goreng Isan.
Sekitar tahun 1968, Isan kemudian mengolah dan memasarkan baso tahu goreng dengan dua tahap, membuat baso tahu kukus terlebih dulu, baru kemudian menggorengnya.
Namun, Ia kemudian merasa kewalahan kalau harus memproduksi batagor dengan dua tahap.
Akhirnya, Isan memutuskan untuk langsung menggoreng bahan baso tahu mentah tersebut, tanpa dikukus.
Cara inilah, yang mungkin bertahan sampai saat ini hampir di seluruh pedagang batagor yang ada.
(*)