Awas Otak Rusak Seperti Billie Eilish, Ini Cara Mengatasi Kecanduan Nonton Film Porno Pada Anak

By Maria Ermilinda Hayon, Selasa, 8 Agustus 2023 | 18:05 WIB
Cara Mengatasi Kecanduan Nonton Film Porno Pada Anak (fzant)

NOVA.ID – Media sosial dibuat ramai karena pengakuan penyanyi kelas dunia, Billie Eilish soal dirinya yang kecanduan nonton film porno.

Billie Eilish mengaku otaknya rusak, karena mengkonsumsi film porno sejak kecil.

"Saya dulu sering menonton film porno, sejujurnya. Saya mulai menonton film porno ketika saya berusia 11 tahun," ucap Billie dilansir dari Tribunnews.

Memang, ada banyak bahaya nonton porno yang bisa berdampak pada diri.

Apalagi jika sudah terpapar kontennya sejak usia belia.

Lantas, bagaimana cara mengatasi kecanduan film porno pada anak agar tak jadi seperti yang dirasakan Billie Eilish?

Coba lakukan beberapa cara mengatasi kecanduan film porno pada anak ini dulu.

1.Timbulkan Kesadaran

Bantu anak menyadari dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebiasaan menonton film tersebut.

2.Pembatasan akses

Batasi akses ke materi tersebut dengan menggunakan kontrol orang tua, filter internet, atau alat lainnya.

Baca Juga: Anak Ketahuan Nonton Film Porno? Lakukan Hal Bijak Ini, yuk!

3.Buat dukungan

Dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental dapat membantu mengatasi kecanduan.

4.Temukan alternatif

Ajak anak yang terkena kecanduan untuk mengejar kegiatan positif yang dapat mengalihkan perhatian dari kebiasaan tersebut.

5.Konseling

Konsultasikan dengan seorang konselor atau terapis yang berpengalaman dalam ketergantungan seksual untuk bantuan lebih lanjut pada anak.

6.Jaga komunikasi terbuka

Tetaplah mendukung, mendengarkan, dan berbicara terbuka tentang perjuangan mereka.

Ajarkan strategi pengendalian diri dan tata kelola emosi untuk menghindari kecanduan.

Ingatlah bahwa setiap individu berbeda, dan pendekatan yang tepat mungkin bervariasi.

Jika kecanduan nonton film porno pada anak ini berlanjut atau sangat mengganggu anak, sebaiknya minta bantuan dari profesional kesehatan secara komprehensif. (*)

 

Sebagian dari artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI).