NOVA.id - Beredar kabar rumah produksi film panas di Jaksel digerebek polisi.
Polisi telah mengamankan lima orang tersangka berinisial I, JAAS AIS, AT, dan SE.
Sudah beroperasi sejak 2022 lalu, rumah produksi ini telah menghasilkan keuntungan hingga Rp500 juta.
Selain selebgram, ada pula artis kondang yang turut membintanginya.
Peralatan rumah produksi film panas ini juga terbilang lengkap dan profesional.
"Untuk materi konten film ini, jadi ini setara dengan film bioskop. Makanya disebut sebagai layanan situs bioskop berlangganan," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak, Senin (11/09).
"Itu pure adegan dewasa, jadi bukan LGBT seperti yang kita rilis sebelumnya. Jadi pure adegan yang bermuatan kesusilaan yang dilakukan lawan jenis," ujar dia.
Keuntungan dari bisnis kotor ini juga tak main-main.
"Adapun jumlah keuntungan yang didapat tersangka kurang lebih satu tahun beroperasi, dimulai awal 2022, sudah sekitar Rp 500 juta," kata Ade.
"Telah diwujudkan beberapa aset yang kita juga lakukan penyitaan pada saat penggeledahan dan penangkapan, salah satunya kendaraan Nissan X-Trail," ujar Ade.
Menurut polisi, rumah produksi ini menawarkan paket film pada pelanggannya.
"Ada yang paket berlangganan satu hari, dengan membayar Rp 50 ribu, satu minggu bayar Rp 150 ribu, satu bulan Rp 250 ribu, satu tahun Rp 500 ribu," ungkap dia.
Pemeran film tersebut awalnya dijaring dari sosial media dan ditawari untuk main film.
"Jadi perlu saya sampaikan di sini, latar belakang dari pemeran wanita di sini mulai dari artis, foto model, maupun selebgram," kata Ade.
"Cara merekrut para pemeran dalam konten video maupun film bermuatan asusila yang dimaksud, tersangka ini selain mendapatkan talent dari kelompok jaringannya, juga dilakukan melalui profiling media sosial dari calon targetnya," ungkap dia.
Bahkan, tak ada kontrak tertulis bagi para pemeran.
"Tidak terdapat kontak untuk pemeran yang digunakan dalam pembuatan film asusila yang dimaksud," kata Ade.
"Jadi pembayaran hanya sekali di per film dengan kisaran pembayaran di angka Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," tutur dia.
Ade mengungkapkan, setidaknya terdapat 120 film yang telah diproduksi dan didistribusikan di tiga website seperti dilansir dari Tribunnews.com.
"Salah satunya adalah film Kramat Tunggal yang sempat dilakukan pemblokiran oleh Kominfo di akhir bulan April tahun 2023," ungkap Ade Safri
"Adapun film porno dengan rata-rata durasinya antara 1 1,5 jam setiap filmnya," tambahnya.
Dari penggerebekan, polisi menyita satu set peralatan syuting, lima buah hard disk, satu flash disk, lima handphone serta masing-masing dua laptop, PC, dan TV.
Kelima tersangka dijerat Pasal 27 ayat 1 Jo Pasal 45 ayat 1 dan atau Pasal 34 ayat 1 JO pasal 50 UU Nomor 19 tahun 2015 tentang perubahan atas UU Nomor 11 tahun 2008 terkait dengan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Dan juga kita lapis dengan Pasal 4 ayat 1 Jo Pasal 29 dan atau Pasal 4 ayat 2 Jo Pasal 30 dan atau Pasal 7 Jo Pasal 33 dan atau Pasal 8 Jo Pasal 39 dan atau Pasal 9 Jo Pasal 35 UU Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi," ujar Ade Safri. (*)