Marak Dijual, Jamu Palsu Bahayakan Kesehatan, Kenali Cirinya!

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Selasa, 19 September 2023 | 21:00 WIB
Ilustrasi jamu di pasaran (dok. Tribunnews)

 

NOVA.id - Jamu merupakan minuman berkhasiat yang kerap diminum masyarakat Indonesia. 

Jamu bahkan disebut sebagai obat tradisional yang berasal dari aneka rempah.

Resepnya berasal dari turun-temurun dan diolah dengan cara tradisional. 

Selain itu, banyak pula produsen jamu yang sudah mengemasnya jadi lebih modern.

Lantas, apakah keamanan dan khasiatnya tetap terjamin?

Menurut Dra. Mayagustina Andarini, M.Sc, Pharmacist, Director, The Directorate Traditional Medicine Health Supplement & Cosmetic Safety Evaluation Badan POM, menjelaskan bahwa jamu berasal dari bahan baku yang mempunyai bukti empiris.

Berbeda dengan obat konvensional yang mengandung satu atau lebih bahan obat, yang senyawa berkhasiatnya sudah diketahui secara pasti.

“Penggunaan jamu masih diolah dengan cara tertentu, masih menghasilkan produk yang kemungkinan mengandung lebih dari senyawa metabolit sekunder.”

Bentuk jamu mulai dari serbuk/rajangan yang digunakan secara diseduh/digodok, tablet, kapsul dan lain-lain.

Kandungan jamu hanya dapat diketahui dengan uji laboratorium.

Maka cek dengan teliti sebelum membeli.

Baca Juga: Kenalan dengan Onky Ray, Pengusaha Muda yang Sukses Lewat Jamu Gemuk

Begini caranya:

1. Usahakan membeli jamu di tempat penjualan yang resmi, yaitu apotek atau toko obat berizin.

Hindari pembelian jamu secara online.

2. Cek KLIK.

Cek Kemasan, pastikan kemasan produk jamu yang akan dibeli masih dalam keadaan baik dan utuh.

Cek Label, pastikan juga label memuat informasi tentang produk.

Cek Izin Edar Badan POM pastikan memiliki NIE dari Badan POM.

Cek Kedaluwarsa, pastikan ada informasi tanggal kedaluwarsa yang tertera di kemasan produk dan tanggal kedaluwarsa tersebut tidak terlewati.

Pemanfaatan obat tradisional disesuaikan tujuaan penggunaan yang tertera pada label produk.

Oleh karena Badan POM telah melakukan evaluasi pre-market untuk klaim khasiat berdasarkan tingkat pembuktian.

3. Kenali Tanda Jamu Palsu

Adapun adanya manfaat yang dirasakan lebih dari yang disetujui pada label, patut dicurigai mengandung senyawa obat tertentu.

Misalnya, adanya ibuprofen, deksametason, parasetamol.

“Terasanya adalah produk obat tradisional dapat meredakan nyeri rematik dan demam secara cepat sebagaimana layaknya obat konvensional.”

Pastikan juga obat yang dikonsumsi tidak termasuk dalam daftar Public Warning.

Lihat dan cek di website Badan POM di www.pom.go.id.

"Penggunaan dalam jangka panjang harus didukung dengan data keamanan bahan-bahan pendukung produk tersebut. Beberapa tanaman yang relatif aman dimanfaatkan secara rutin seperti jahe, kunyit, temulawak.”

Ada beberapa jamu atau obat tradisional yang tidak boleh digunakan dalam jangka panjang, seperti melancarkan buang air besar karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh.

Obat diare digunakan dalam jangka panjang dapat menyebabkan sembelit.

“Pada prinsipnya endapan jamu adalah ampas yang sarinya yang berkhasiat telah terlarut dalam cairan yang digunakan untuk membentuk sari.

Ampas tidak beracun, tapi tidak memberikan manfaat juga jika dikonsumsi.” (*)