Tak hanya pameran bunga, namun ada juga talkshow dan workshop menarik tentang tanaman dan bisnis tanaman hias yang bisa Sahabat NOVA ikuti.
Di hari pertama FLOII Expo 2023 disemarakkan dengan talk show bertajuk “Kiat Jitu Lewati Prosedur Ekspor-Impor Tanaman Hias” bersama Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Adnan, MP dan Koordinator Pengawasan Peredaran Benih Holtikultura (PBT) Lince Sipayung.
Masih di hari yang sama, juga diselenggarakan workshop Platycerium by Kebun Raya Cibodas.
Beberapa pembicara internasional yang siap hadir antara lain Sappasiri Chaovanich dari Thailand dan Boyet Ganigan dari Filipina yang akan mengangkat tema “Aroids: The Global Ornamental Plants, Now and the Future”.
Tak hanya itu, pameran juga diramaikan dengan lelang dan kontes tanaman hias.
Beberapa kategori tanaman hias yang dikonteskan adalah Aroid, Platycerium, Aglaonema, dan Sansevieria.
Baca Juga: Kata Ahli Fengshui 4 Tanaman Hias Ini Bikin Rezeki Mengalir Deras, Coba yuk Rumah!
Tanaman terbaik dari keempat kategori tersebut akan mendapat hadiah uang jutaan rupiah, plakat, dan sertifikat dari penyelenggara.
Memang sampai saat ini industri tanaman hias dalam negeri, bisa dibilang masih menjanjikan.
Produksi beberapa jenis tanaman hias di Tanah Air juga masih tinggi.
Sebagai contoh, produksi anggrek potong pada tahun 2022 sebanyak 6,79 juta tangkai; bunga anthurium sebanyak 2,07 juta tangkai; mawar sebanyak 169,1 juta tangkai; serta sedap malam sebanyak 118,32 juta tangkai. Wilayah Jawa masih menjadi sentra produksi ragam tanaman hias tersebut.
Mendukung pengembangan industri tanaman hias ini, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, hadir dan membuka acara FLOII Expo 2023.
Dalam sambutannya, Teten Masduki menyampaikan bahwa sumber daya alam Indonesia, terutama dalam bentuk tanaman hias, sungguh luar biasa.
Indonesia memiliki keunggulan komparatif dengan negara lain dalam hal budidaya tanaman hias. Apalagi, kemampuan rekayasa genetika dan teknologi pemeliharaan tanaman Indonesia terbilang maju.
"Secara ekonomi, pasar tanaman hias Indonesia masih bisa lebih dioptimalkan lagi. Pangsa pasar tanaman hias Indonesia terbilang kecil di tingkat global. Hanya 0,1 persen dari pangsa pasar global senilai $22 miliar. Untuk itu, perlu dukungan lebih dari pemerintah, seperti Kementerian Pertanian dan Kemenkop UKM, termasuk semua pemangku kepentingan terkait," ujar Teten.
Ketua Umum Pecinta Florikultura Indonesia Rosy Nur Apriyanti ditemui dalam kesempatan yang sama juga menambahkan, pecinta tanaman hias diharapkan tak sekadar menjalankan hobi semata.
Namun, hobi tersebut sebaiknya ditingkatkan nilai tambahnya untuk sumber penghasilan baru. Apalagi, tanaman hias tidak membutuhkan lahan yang luas dan bisa dibudidayakan secara vertikal.
"Lewat pameran ini diharapkan bisa mendorong potensi kekayaan tanaman hias Indonesia menjadi lebih populer dan memiliki peluang tinggi di pasar ekspor. Ajang seperti ini diharapkan bisa berkembang dan meningkatkan produksi tanaman hias dalam negeri," ucapnya.
Presiden Direktur Dyandra Event Solutions Michael Bayu A. Sumarijanto mengungkapkan, pelaku usaha tanaman hias di Indonesia kebanyakan datang dari sektor usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM). Oleh karena itu, dukungan pemerintah untuk mendorong Indonesia menjadi negara pengekspor tanaman hias terbesar di dunia amat dibutuhkan. Dibutuhkan kerja keras para pihak untuk mewujudkan hal tersebut.
"FLOII Expo 2023 menjadi komitmen kami untuk membangun industri tanaman hias yang berkelanjutan dengan mengedepankan konservasi keanekaragaman hayati dengan praktik terbaik dan inovasi berkelanjutan," katanya.
Secara keseluruhan, ada lebih dari 150 peserta pameran dari dalam dan luar negeri. Dari luar negeri, peserta pameran antara lain dari Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, dan Filipina. Pembicara yang merupakan pakar tanaman hias juga akan meramaikan sesi diskusi dan seminar selama penyelenggaraan pameran. (*)