NOVA.ID - Kadang kala dalam membangun usaha rumahan kita enggak merencanakan keuangan dengan matang.
Lalu kita salah perhitungan dan ujung- ujungnya rugi.
Atau bahkan yang paling parah, usaha rumahan kita terpaksa gulung tikar di tengah jalan.
Namun mungkin masih banyak dari kita yang bingung soal mengatur keuangannya.
Gimana, ya, cara merencanakan keuangan bisnis yang tepat?
Sebenarnya item atau pos apa saja yang perlu dianggarkan supaya enggak salah perhitungan?
Salah satu perhitungan yang perlu dilakukan saat membangun usaha rumahan adalah menghitung proyeksi laba rugi.
Perhitungan laba rugi ini berfungsi untuk mengetahui apakah bisnis yang kita jalankan bisa benar untung atau justru rugi.
Ketika usaha rumahan sudah berjalan sekian waktu, kita perlu membuat laporan laba rugi laporan secara rutin.
Prinsipnya jika pemasukan lebih besar dari pengeluaran, maka usaha rumahan kita memiliki laba.
Tapi jika pemasukan lebih kecil dari pengeluaran, maka usaha kita rugi. Untuk mengetahuinya, buatlah proyeksi penjualan dan beban operasional.
Baca Juga: Ibu-Ibu Pelaku Usaha Rumahan, Bisa Jajal Lendingpot untuk Dapat Pendanaan Usaha
“Saran saya, kita membuat proyeksi ini 12 bulan ke depan sejak bisnis dilakukan atau usaha dijalankan atau beroperasi. Cara membuat proyeksi ini adalah dengan membandingkan potensi pendapatan penjualan (omzet) dengan harga pokok penjualan. Kemudian tetapkan perkiraan harga penjualan agar kita dapat menghitung potensi laba rugi atau keuntungannya,” jelas Rista Zwestika, Financial Planner dari Finante.
Sebagai panduan, perhitungan proyeksi laba rugi ini meliputi hal-hal berikut.
1.Pendapatan operasional (dari kegiatan pokok usaha).
2.Pendapatan non-operasional (di luar kegiatan pokok usaha. Seperti keuntungan investasi atau penjualan properti atau aset).
3.Beban upah dan gaji.
4.Beban sewa.
5.Beban transportasi.
6.Konsumsi.
7.Beban habis pakai.
8.Biaya kerumahtanggaan.
9.Beban penyusutan (pengakuan atas penggunaan manfaat potensial suatu aset). (*)