Duh! Kapok Jajan di Luar, Perempuan Ini Divonis Autoimun Gegara Pola Makan, Kaki Lumpuh Penuh Bintik Merah

By Rahma, Sabtu, 4 November 2023 | 12:03 WIB
Terkena autoimun karena jajan di luar (TikTok )

NOVA.ID - Sahabat NOVA tidak asing dengan penyakit Autoimun?

Autoimun merupakan salah satu penyakit yang tak bisa disepelekan.

Sebab penyakit ini menyerang kekebalan tubuh dan bisa terjadi pada siapa saja.

Seperti yang diderita Della, perempuan berusia 25 tahun asal Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia memperlihatkan kondisi kakinya yang dipenuhi bintik-bintik merah.

Della mengaku penyakit autoimunnya dipicu kebiasaannya jajan di luar.

Ceritanya divonis autoimun dibagaikan lewat akun TikTok @yukbisayuk.27.

Dalam akun TikTok miliknya, Della membagikan sejumlah postingan yang menceritakan perjalannya mengidap autoimun.

Pada unggahan pertamanya, perempuan 25 tahun itu mengatakan bahwa pada mulanya ada bercak mirip gigitan nyamuk di area kaki.

Namun, kondisinya kian parah, bercak-bercaknya semakin menjalar dan kakinya menjadi bengkak hingga nyeri.

"Dulunya tahes (sehat) terus sekalinya sakit kek gini…," tulisnya disertai emoji menangis, Minggu (17/09).

Baca Juga: Viral di TikTok! Kenali Gejala Psoriasis Vulgaris dan Penyebabnya

Dalam unggahan lain, Della membagikan foto-foto makanan yang selama ini ia konsumsi.

Mulai dari bakso, junk food, sate, dan sebagainya.

Ia mengatakan dulu ia sering makan makanan tidak bergizi di luar.

"Mungkin emg pola makanku yg tidak bergizi, banyak mengandung gluten dan memforsir badanku terlalu berat dan akhirnya drop," katanya lagi.

Rupanya, Della didiagnosis autoimun sejak Agustus 2023.

Kini, ia masih terus menjalani pengobatan.

"Untuk sekarang (masih) masa penyembuhan, jadi terkadang masih muncul bintik setelah aktivitas atau kerja," tuturnya, dilansir dari Kompas.com.

Autoimun adalah penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel tubuh.

Menurut cerita Della, awalnya dia mengalami bintik-bintik merah di kulitnya.

Bintik merah itu sempat dikira karena digigit nyamuk.

"(Tapi) makin hari makin bertambah banyak (bintik-bintiknya). Selama tiga hari terus di hari keempat itu kaki jadi linu, kaku sampai seperti orang lumpuh.

Baca Juga: Harus Berobat Seumur Hidup, Babe Cabita Idap Penyakit Langka, Kenali Anemia Aplastik yang Bisa Menyerang Tiba-Tiba

Benar-benar enggak bisa jalan, harus digotong," ungkapnya.

Karena tak kunjung sembuh, dia memeriksakan kondisinya ke layanan medis sebelum akhirnya didiagnosis mengalami autoimun.

"Menurut informasi dokter, (penyebab) bisa berbagai faktor, infeksi virus atau bakteri, stres, kecapekan," kata dia.

Dokter juga menyampaikan, autoimun yang dideritanya bisa dipicu karena kebiasaan makan di luar.

"Pola makan bisa menjadi pemicu juga, apalagi yang mengandung gluten," ungkapnya.

Dokter spesialis penyakit dalam dan Chairman JDN Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan, gaya hidup berupa kebiasaan jajan di luar dapat menyebabkan kondisi autoimun.

"(Kebiasaan jajan di luar) bisa menyebabkan autoimun.

Karena spektrum autoimunnya itu luas dan jenis makanan yang beragam, jadi kita tidak tahu yang mana yang bisa memicu autoimun," ujarnya dilansir dari Kompas.com Senin (30/10).

Andi mengatakan, penyakit autoimun bisa disebabkan karena berbagai faktor.

"Penyebab autoimun bisa multifaktor ya, ada yang disebabkan kontribusi genetik, ada juga yang kontribusinya dari gaya hidup dan lingkungan," jelasnya.

Menurut Andi, pola makan dan gaya hidup yang buruk dapat memperparah penyakit autoimun.

Baca Juga: Peduli Para Penderita Psoriasis, Erha Adakan Program ERHA A3

Terpisah, Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi di RS Saiful Anwar Malang Syifa Mustika menjelaskan, hingga saat ini penyebab penyakit autoimun belum bisa dipastikan.

"Tetapi, faktor genetik, lingkungan, dan gangguan sistem kekebalan tubuh berperan," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Menurutnya, pola makan yang tidak sehat dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, tapi tidak secara langsung menyebabkan penyakit autoimun.

Pengobatan Autoimun

Lebih lanjut, Syifa mengatakan, pengobatan autoimun bergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit.

"Pengobatan biasanya bertujuan untuk mengendalikan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit," kata Syifa.

Syifa juga mengungkapkan, beberapa penyakit autoimun dapat memasuki remisi di mana gejalanya hilang sementara.

Apakah autoimun bisa sembuh? Kendati gejala autoimun bisa sembuh, Syifa menyebutkan bahwa penyakit tersebut sukar disembuhkan secara total.

"Penyembuhan (autoimun) total biasanya sulit dicapai. Perawatannya melibatkan obat-obatan seperti imunosupresan dan terapi fisik," tandasnya. (*)