Ramai soal Penolakan Pelepasan Nyamuk Wolbachia, Kemenkes: Bukan Rekayasa Genetik, Ini Alami!

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Senin, 20 November 2023 | 12:10 WIB
Ilustrasi - merah bekas gigiran nyamuk (Kwangmoozaa)

Menurut Peneliti dari Universitas Gajah Mada, Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD mengungkap bahwa bakteri wolbachia maupun nyamuk yang menjadi inangnya.

"Bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium," kata Prof. Uut, sapaannya, seperti yang dikutip dari laman Kemekes.go.id pada Sabtu (18/11).

"Secara materi genetik baik dari nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan, identik dengan organisme yang ditemukan di alam," bebernya.

"Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya," imbuhnya.

Menurutnya, wolbachia ini merupakan bakteri yang sifatnya simbion atau tidak berdampak negatif pada inangnya.

"Selain itu, analisis risiko yang telah dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia menyimpulkan bahwa risiko dampak buruk terhadap manusia atau lingkungan dapat diabaikan," pungkasnya. (*)