NOVA.id - Pemilu 2024 akan diselenggarakan KPU (Komisi Pemilihan Umum) secara serentak pada 14 Februari 2024 mendatang.
Kini tahapan demokrasi akbar ini akan memasuki masa kampanye.
Di momen inilah sebagai pemilih kita harus jeli, dan berusaha menahan diri agar tak mudah tergiur kecurangan di sana-sini yang bisa mencederai demokrasi negeri.
Bukan apa-apa, menjelang pesta demokrasi 5 tahun sekali ini, salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah praktik politik uang.
Praktik politik uang di banyak tempat dikenal dengan istilah "serangan fajar".
Namun kadangkala kita sebagai masyarakat tak menyadari hal ini atau bahkan menyepelekannya.
Padahal jelas praktik ini salah dan merupakan pelanggaran.
Memang, apa saja jenis serangan fajar yang perlu dihindari?
1.Memberikan amplop isi uang
Memberikan amplop berisi uang adalah tindakan paling umum yang dilakukan dalam praktik politik uang.
Nilai uang yang diberikan bisa beragam, mulai dari Rp20.000 hingga ratusan ribu dan diberikan secara diam-diam.
Baca Juga: Jangan Asal Pilih! Ini Cara Cek Riwayat Hidup Caleg di Link KPU
Perilaku curang ini digunakan untuk membeli suara kita. Tentu saja, kita harus menolaknya.
2.Iming-iming sembako
Selain memberikan amplop berisi uang, memberikan sembako pada pemilih dengan alasan “bantuan” saat menjelang pemilu juga jadi modus serangan fajar.
Dalam kemasan sembako ini biasanya berisi makanan dan minuman disertai identitas caleg yang memberi sembako.
Jangan sampai diterima, deh.
3.Memberikan barang rumah tangga
Selain sembako, pemberian barang sebagai “iming-iming” memilih calon tertentu juga bisa jadi jenis serangan fajar yang perlu dihindari.
Jika menemukan tanda kecurangan atau politik uang dalam kontestasi pemilu 2024, sebagai warga negara yang baik, Sahabat NOVA wajib menolak dan melaporkannya.
Kita bisa melaporkannya ke petugas pengawas pemilu setempat atau Bawaslu.
Kita harus bersikap tegas menolak berbagai bentuk serangan fajar yang bisa mencederai pesta demokrasi negeri ini. (*)