NOVA.id – Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah penderita tuberkolosis (TBC) terbanyak di dunia.
Hal tersebut dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui laporan Global Tuberculosis Report 2022.
Pada 2023, diperkirakan ada 969.000 kasus TBC di Indonesia, dengan angka notifikasi 717.941 kasus. Angka notifikasi adalah jumlah kasus TBC yang dilaporkan ke sistem kesehatan.
Sementara itu, kasus TBC di Indonesia diperkirakan mencapai 354 per 100.000 penduduk. Artinya, dari setiap 100.000 orang di Indonesia, sebanyak 354 orang di antaranya merupakan penderita TBC. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki masalah TBC yang cukup serius.
Untuk diketahui, TBC merupakan salah satu penyakit pernapasan menular yang menyerang paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Baca Juga: HIV dan TBC Masih Menjadi Penyakit Tertinggi di Indonesia, Ini Saran Dokter untuk Menghadapinya
Pengobatan TBC dilakukan melalui dua tahap dengan konsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT), yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Jika ditotal, kedua tahap ini berlangsung minimal enam bulan.
Namun, dilansir dari laman tbindonesia.or.id, konsumsi OAT dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti kulit gatal, mati rasa, atau kesemutan, kelelahan, nyeri sendi, mual dan muntah, dan gangguan penglihatan, dan nafsu makan hilang.
Lamanya durasi pengobatan serta efek samping OAT tersebut membuat banyak penderita TBC yang lalai dan memutuskan untuk menghentikan pengobatan. Padahal, penderita TBC harus mengonsumsi OAT secara rutin hingga tuntas agar bisa sembuh.
Obat herbal Propolis sebagai pendamping pengobatan TBC
Untuk mendukung penderita TBC melakukan pengobatan hingga tuntas, telah hadir obat herbal untuk bantu atasi TBC, yaitu Propolis Hepro.
Dijuluki sebagai pendamping OAT, Propolis Hepro diklaim dapat membantu meminimalkan efek samping penggunaan OAT dan membantu proses penyembuhan TBC hingga tiga kali lebih cepat. Sebab, obat herbal ini mengandung senyawa antibakteri dan antiinflamasi kuat untuk menolak bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam tubuh.
Untuk diketahui, Propolis Hepro merupakan produk nutraceutical yang dihasilkan oleh lebah tanpa sengat (lebah trigona/stingless bee) Indonesia.
Melalui proses produksi ketat, Propolis Hepro dipastikan bersumber dari bahan alami yang terlindungi. Setiap tetes Propolis Hepro mengandung ragam senyawa bioaktif yang bersumber dari ragam vegetasi hutan tropis bebas polusi Indonesia
Propolis Hepro sendiri menjadi booster para penderita TBC untuk menghindari efek samping obat OAT. Produk ini dihasilkan melalui proses formulasi yang tepat dan seimbang sesuai dengan cara pembuatan obat tradisional (CPOBT) yang baik serta ditangani oleh tenaga profesional dengan pengawasan mutu yang terstandar.
Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah dan Najwa Shihab Bersatu Dukung Program Penanggulangan TBC di Tempat Kerja
Soal keamanan, obat herbal dari lebah trigona itu sudah teruji klinis dan memiliki sertifikat clinical of analysis (COA). Selain itu, Propolis Hepro juga telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia dengan nomor POM TR 193636791.
Tak ketinggalan, Propolis Hepro pun telah mengantongi sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan nomor LPPOM MUI 01121203220318.
Produk Propolis Hepro bisa dipesan melalui whatsapp costumer service resmi Propolis Hepro Official. Sementara itu, untuk informasi lebih lanjut dan testimoni dari para pengguna, silakan kunjungi akun Instagram Propolis Hepro @propolisheproofficial dan akun Instagram @nabawiherbalofficial.