"Belum gajian tuh, masih tanggal 26 kan, jadi nggak punya duit kan. Ya sudah bawa Rp200 ribu tuh," ungkapnya.
"Sampai ke Bandara Kualanamu, kan kita harus nge-wrap koper, aku berpikir kalau aku wrap sayang gitu, sampai segitunya loh."
"Aku beli lakban yang warna cokelat, itu koper aku gituin, maksudnya biar kalau jatuh nggak pecah, sehemat itu, seenggaknya masih punya uang," terang Kiki.
"Akhirnya berjalannya waktu sehari dua hari tiga hari habis duitku, aku sudah mulai bingung kan kayak memang semua kita di-cover, mulai dari tempat tinggal, transport, tiket, semua dan lain-lain itu dari pihak acaranya."
"Cuma kayak enggak mungkin juga aku ngambilin duit kan, akhirnya aku telpon Pak Tua."
"Aku bilang gimana, baju juga harus ganti-ganti terus setiap hari nggak boleh sama, aku juga udah enggak ada duit nih," ungkapnya.
"Akhirnya ya sudah dia kumpulin semua abang-abang, sepupu, saudara semua yang ada di Jakarta ditelponin buat bantu aku."
"Di situlah aku ngerasa wah keluargaku ini beneran ada waktu aku butuh."
"Kayak aku di sini di full support dari saudara semua gitu loh, mulai dari baju dan duit," kata Kiki. (*)