Seberapa Besar Risiko Investasi Syariah? Ini Kata Konsultan Keuangan

By Maria Ermilinda Hayon, Minggu, 28 Januari 2024 | 10:05 WIB
(Ilustrasi) Risiko Investasi Syariah (iStock)

Nah, karena mekanisme akadnya berbeda, maka dalam investasi syariah tidak ada istilah bunga yang dikatakan haram atau riba.

Melainkan, keuntungan karena adanya akad antara dua atau lebih pihak.

Lalu, benarkah jadi lebih aman dan minim risiko?

“Minim risiko itu maksudnya risikonya lebih kecil, ya. Kita ambil contoh obligasi. Kalau investasi di obligasi konvensional itu enggak ada underlying asset.

Enggak ada aset yang diagunkan. Sedangkan, obligasi syariah atau sukuk itu punya underlying asset. Jadi kalau ada apa-apa, misalnya perusahaan enggak bisa bayar, ada aset yang diagunkan dan bisa dijual untuk menyelesaikan pembayarannya. Jadi, risikonya lebih kecil,” jelas Tejasari saat dihubungi NOVA.

Begitu juga jika mengambil investasi saham syariah atau reksa dana syariah, misalnya.

Produk- produk saham yang dijual sudah dipilihkan sesuai kategori syariah sehingga lebih aman.

“Jadi risikonya bukannya minim, tapi lebih kecil dibanding konvensional. Sudah lebih dipilih. Lebih aman, karena istilahnya sudah dijagain sejak awal dengan aturan- aturan sesuai syariat,” lanjutnya.

Produk Terbatas

Di sisi lain, karena memiliki risiko yang lebih kecil, maka imbal hasil dari investasi syariah pun tergolong rendah.

Menurut Tejasari, imbal hasil dalam investasi syariah bisa tergantung pada dua hal.

Baca Juga: Mengenal Investasi Reksa Dana Syariah, Cara Bermain dan Modalnya untuk Pemula