NOVA.id - Sahabat NOVA lebih suka belanja online atau belanja offline?
Mungkin saja kita suka keduanya, tergantung pada barang apa yang akan dibeli.
Ada orang yang suka belanja online barang fashion, tapi untuk elektronik, ia lebih suka offline, atau sebaliknya.
Inilah yang dinamakan gaya belanja.
Menariknya, ada survei gaya belanja masyarakat usai pandemi yang dikeluarkan oleh perusahaan data dan insights Populix melalui laporan riset bertajuk “Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline”.
Riset ini mengulas tren belanja offline dan online, serta situasi pasca pandemi yang turut mempengaruhi perilaku belanja konsumen.
“Pasca pandemi, kami menyaksikan transformasi yang menarik dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia. Meskipun pandemi memicu lonjakan belanja online secara signifikan, temuan kami menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Riset kami memperlihatkan dinamika yang kompleks antara ritel online dan offline, mengungkapkan bahwa keduanya tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,“ ujar Indah Tanip, Head of Research Populix.
Perbandingan Preferensi Belanja: Sebelum, Saat, dan Sesudah Pandemi
Riset Populix membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadinya pandemi.
Dikarenakan faktor kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial, sebanyak 54 persen dari total responden yang aktif berbelanja online dan offline lebih memilih melakukan aktivitas belanja online selama pandemi berlangsung.
Setelah pandemi berakhir, 49 persen di antaranya juga masih lebih sering melakukan aktivitas belanja online.
Baca Juga: Suka Belanja Online? Ketahui 3 Cara Cek Total Belanja di Shopee
Berbeda dari persentase aktivitas belanja online yang mengalami sedikit penurunan, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar berbelanja offline.
Apa alasan seseorang lebih memilih belanja online atau belanja offline?
Dari kacamata konsumen, kehadiran toko offline dan online tentunya bisa mengakomodasi preferensi belanja yang beragam.
Secara umum, konsumen Indonesia biasanya telah memiliki preferensi masing-masing saat melakukan pembelian kategori produk tertentu.
Riset ini menemukan bahwa produk fashion dan kecantikan (masing-masing sebanyak 46 persen) dibeli secara online, sementara kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan (34 persen) lebih dominan dibeli secara offline.
Selain itu, riset ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih melakukan pembelian baik secara online maupun offline
Faktor Orang Memilih Belanja Online
- Praktis (67 persen)
- Kemudahan membandingkan harga (66 persen)
- Ketersediaan berbagai metode pembayaran (60 persen)
- Kemudahan proses pengembalian barang (25 persen)
Faktor Orang Memilih Belanja Offline
- Tangibility atau kesempatan untuk memegang/merasakan produk secara langsung (77 persen)
- Tidak ada biaya pengiriman (66 persen)
- Jarak toko yang dekat (62 persen)
“Pada akhirnya, transaksi belanja offline maupun online memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia.
Untuk terus memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sinergi antara ritel offline dan online menjadi hal yang sangat esensial dalam mengakomodasi kebutuhan konsumen Indonesia yang beragam,” tutup Indah. (*)