Perjuangan Dian Pelangi Cs untuk Tampil di New York Couture Fashion Week

By nova.id, Jumat, 30 Januari 2015 | 08:00 WIB
Perjuangan Dian Pelangi Cs untuk Tampil di New York Couture Fashion Week (nova.id)

TabloidNova.com - Pekan mode New York atau New York Fashion Week rutin digelar dua kali setahun. Event ini biasanya menggelar berbagai program. Salah satunya adalah Couture Fashion Week, yang menampilkan sejumlah pagelaran busana couture dari desainer di seluruh dunia.

Couture Fashion Week (CFW) diadakan di berbagai kota, sedangkan CFW 2015 di New York akan digelar di The Crowne Plaza Times Square Manhattan, New York, 13-15 Februari 2015. Pekan mode ini akan menampilkan tiga desainer Indonesia: Dian Pelangi, Barli Asmara, dan Zaskia Sungkar, yang akan menampilkan 45 busana muslim untuk wanita dalam sesi bertema "From Lombok to New York".

Bagi mereka, tampil di ajang sebesar CFW tentu merupakan kebanggaan tersendiri. Sebagian orang juga penasaran, bagaimana perjuangan Dian Pelangi untuk tampil di Couture Fashion Week. Pengalaman Dian tentunya akan menjadi motivasi bagi desainer lain untuk menembus ajang yang sama.

Dian berkisah, semuanya bermula ketika dirinya tampil di DC Fashion Week Haute and Modesty Show di Washington DC, Amerika, September 2014. Ketika itu ia memamerkan koleksi bertema Miss Palembang, daerah asalnya. Koleksinya ternyata sangat memukau para tamu, sehingga kemudian ada beberapa event organizer yang meminta Dian untuk mengajak lima desainer Indonesia untuk tampil di CFW.

"Karena busana muslim di Amerika sedang growing. Orang Amerika baru aware dengan busana muslim, dan amazed banget karena mereka sangat appreciate busana muslim. Nanti kami akan tampil satu slot dengan desainer lain dari Dubai dan Amerika," jelas Dian Pelangi, saat konferensi pers di Gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (29/1) lalu.

Boleh dibilang, Dian, Barli, dan Zaskia, tidak perlu melalui proses kurasi yang terlalu panjang untuk bisa mengikuti CFW. Perjuangan Dian untuk tampil di Couture Fashion Week justru baru terasa pada proses persiapannya.

Menurut Barli, mereka mulai menyiapkan materi bahan maupun desain pada bulan Desember 2014. Ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi saat itu.

"Tanggal 29 sampai 31 Desember itu kami harus 'menjual' produk kami kepada Gubernur (Nusa Tenggara Barat), dan menjelaskan apa misi kami ke New York Couture Fashion Week. Tapi tanggal 30 Desember kami dipanggil ke Istana untuk menandatangani MOU bersama Presiden Joko Widodo," ungkap desainer yang dikenal dengan rancangannya yang modern edgy itu.

Setiap tahap membutuhkan waktu, dan ketiga desainer ini harus bersabar untuk menanti jawaban maupun hasilnya.

"Waktu kami (untuk menyiapkannya) sangat terbatas. Tapi kami percaya (hasilnya akan baik) karena bahannya sudah termasuk couture, di mana pembuatannya memerlukan ketelitian dan kesabaran untuk mengerjakannya," papar Zaskia, yang sempat belajar menenun songket di Lombok Tengah.

Pengerjaan tenun lombok yang akan mereka gunakan memang sangat eksklusif, dan butuh waktu lama untuk menunggu hingga kainnya jadi. "Tapi (dengan proses itu) kita jadi bisa menjual eksklusivitas kainnya," timpal Dian.

Namun Barli bersyukur karena ada sejumlah mitra dan sponsor yang mendukung perjalanan mereka ke New York. Di antaranya Kementerian Pariwisata Indonesia, Gubernur Nusa Tenggara Barat H. M. Zainul Majdi, OPPO Indonesia, Wardah Beauty Cosmetics Indonesia, bahkan Jokowi pun memberikan dukungan penuh.

Dukungan ini tentunya membuat mereka semakin percaya diri untuk tampil di ajang bergengsi ini. Koleksi yang mereka tampilkan, dan ketekunan mereka dalam berkarya, bukan tak mungkin akan membuat cita-cita menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia pada 2020 akan tercapai.

Dini Felicitas