Modifikasi Kebaya Jangan Sampai Merusak Esensi dan Pakemnya

By nova.id, Jumat, 21 November 2014 | 08:03 WIB
Modifikasi Kebaya Jangan Sampai Merusak Esensi dan Pakemnya (nova.id)

TabloidNova.com - Mungkin tidak cukup menjelaskan kekayaan dan sejarah panjang kebaya sebagai kekayaan budaya tradisional Indonesia hanya dalam satu artikel. Kebaya, secara historis sudah melewati sekian banyak proses akulturasi dan asimilasi budaya hingga seperti sekarang.

Salah satu sosok wanita yang hampir selalu terlihat mengenakan kebaya bersama wastra nusantara adalah Mien R. Uno, yang pada Rabu (19/11) lalu meluncurkan buku berjudul "Kebayaku". Buku ini juga dipersembahkan kepada Ibu Negara periode sebelumnya, Ani Yudhoyono.

Menurut Mien R. Uno, kebaya adalah refleksi kekuatan feminin perempuan Indonesia. Kebaya pun memiliki beragam keelokan model, seperti kebaya panjang, kebaya kutubaru, kebaya modifikasi, dan lainnya. Yang jelas, kebaya harus terlihat santun, feminin, dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh dan terbuka secara berlebihan.

Pendapat senada juga diutarakan oleh desainer ternama Indonesia yang sudah lama malang melintang di industri mode, yaitu Edward Hutabarat. Pria yang akrab disapa Edo ini menyambut positif antusiasme banyak wanita akan tren mengenakan kebaya. Namun ia mengingatkan agar modifikasi kebaya jangan sampai merusak esensi dan pakemnya, apalagi jika kebaya dikenakan untuk ritual khusus seperti acara pernikahan.

"Kreasi kebaya kontemporer sah-saja dilakukan untuk memberikan sedikit inovasi dan kesegaran dalam hal mode. Tapi jangan sampai di luar pakem tradisi yang seharusnya. Berkebaya jangan seperti kebaya karnaval, tapi yang pas, elegan, dan mengikuti pakem seperti gaya berkebaya Mien R. Uno, contohnya," ujar desainer peraih gelar perancang busana terbaik oleh Anugerah Bintang Luminar pada tahun 2012 ini.

Lebih lanjut, Edo pun menjelaskan istilah yang dimaksudnya kebaya karnaval yang belakangan ini kerap muncul di tren mode. Menurutnya, kebaya karnaval adalah gaya berbusana kebaya yang terlalu berlebihan, menumpuk semua detail, potongan, model, atau imbuhan yang merusak keindahan asli gaya berkebaya.

Modifikasi Kebaya Jangan Sampai Merusak Esensi dan Pakemnya (nova.id)
Modifikasi Kebaya Jangan Sampai Merusak Esensi dan Pakemnya (nova.id)

"Contoh referensi berbusana kebaya yang pas, santun dan tidak berlebihan ala Chossy Latu "

Pernyataan ini juga sekaligus memperkuat paduan gaya berbusana kebaya yang tepat ala Mien R. Uno. Hal ini diterangkan dalam beberapa kutipan di buku "Kebayaku" miliknya.

Pertama, detail yang rumit pada kebaya menjadi tanda bahwa kebaya tersebut tidak membutuhkan banyak warna ataupun perhiasan. Jika ingin memakai perhiasan lengkap tidak perlu dari satu seri yang sama, asalkan ada keserasian desain dan warna.

Kedua, keserasian kebaya bisa diwujudkan dalam memilih padanan kain dan perhiasan yang tepat. Mengambil benang merah dari nuansa keemasan antara perhiasan dan kain adalah salah satu contohnya.  Ketiga, kesederhanaan kebaya justru memberi keleluasaan pemakainya untuk bermain dengan kain padanan dan perhiasan.

Ridho Nugroho