TabloidNova.com - Label busana yang digawangi oleh pasangan suami istri Ari dan Sari Seputra, serta Inneke Margaretha dan Ambar Pratiwi ini, terbilang cukup produktif menelurkan karya.
Meski mengusung busana ekletik siap pakai yang dekat akan selera pasar, Major Minor hampir selalu berhasil memberi senyawa berbeda sebagai karakter khas dari labelnya.
Peragaan busana Major Minor di Plaza Indonesia Fashion Week 2015 kemarin, seakan ingin meneguhkan posisinya sebagai merek lokal yang sanggup meraih selera pasar internasional lewat deretan koleksinya.
Adalah anyaman tradisional Bima yang ternyata menginspirasi Major Minor untuk menciptakan ragam busana yang mengombinasikan nuansa modern dan tradisional secara proporsional. Kesan tradisional datang dari permainan motif, sementara kesan modern hadir dalam palet warna kontras, siluet simpel minimalis, dan permainan layering potongan. Warna-warni khas anyaman Bima muncul di penggunaan warna material bahan. Aksen zigzag dan beading (manik-manik) tersemat di sejumlah potong busana. Nampak jelas bila arsitektur art-deco dan anyaman khas Bima memang mendominasi koleksi yang dilansir untuk musim semi/panas 2015 milik label Major Minor.
Ragam busana two pieces, sheath dress tanpa lengan, fitted dress, atasan model loose, celana model pipa berukuran tujuh per delapan dan lainnya menghias panggung runway yang digelar di Function Hall Plaza Indonesia, Jumat (27/3) kemarin. Major Minor juga menawarkan berbagai potongan kerah busana, mulai dari model V, bulat, dan kerah tinggi. Rona garis rectangles atau trapezoids dalam kesatuan tema koleksi sengaja dipilih untuk merefleksikan inspirasi arsitektur art-deco yang kental.
Tak luput, nuansa color-block dan sentuhan edgy yang merupakan DNA dari Major Minor juga ditampilkan.
Ridho Nugroho FOTO-FOTO: AGUS DWIANTO/NOVA