Sarapan Tepat Agar Ukuran Lingkar Pinggang Tetap Terjaga

By nova.id, Rabu, 7 Januari 2015 | 10:19 WIB
Sarapan Tepat Agar Ukuran Lingkar Pinggang Tetap Terjaga (nova.id)

TabloidNova.com - Akhir-akhir ini begitu banyak berita seputar pola sarapan yang baik maupun buruk. Beberapa penelitian menyatakan bahwa sarapan tidak terlalu berpengaruh terhadap bobot tubuh dan kesehatan, namun bukan berarti Anda harus melupakan kebiasaan sarapan sehat di pagi hari.

Ada banyak sarapan berkualitas tinggi untuk memulai padatnya rutinitas Anda, yang juga memberi tambahan energi tanpa harus membuat Anda terkena risiko mengalami kondisi kronis. Terdapat empat pilihan menu dan pola makan pagi yang keliru dan buruk bagi tubuh, berikut sarapan sehat agar ukuran lingkar pinggang tetap terjaga.

Jangan pernah tidak sarapan sama sekali Sekarang banyak dilakukan percobaan klinis untuk melewatkan waktu sarapan demi menurunkan berat badan. Berdasarkan sampel terbesar dan tersukses yang pernah dilakukan, 78 persen orang dikabarkan tetap sarapan setiap harinya. Tapi, tidak sedikit dari masyarakat kategori usia dewasa di Amerika melewatkan sarapannya yang disinyalir memicu kondisi kronis.

Studi oleh Universitas Harvard menemukan bahwa 27 persen lebih pria yang melewati waktu sarapan berisiko terkena penyakit jantung. Lalu, 28 persen lebih perempuan yang juga tidak sarapan berisiko mengalami penyakit diabetes Tipe 2. Sebenarnya, sarapan akan memberikan lebih banyak energi. Bahkan, sebuah penelitian mendapatkan fakta bahwa sarapan bisa membakar 400 kalori yang terus meningkat seiring aktivitas harian. 

Mengonsumsi juices atau juicing

Meskipun cara terbaik mengurangi asupan kalori lewat minuman smoothie yang kaya akan nutrisi, vitamin dan antioksidan, jus bukanlah cara terbaik memulai hari Anda karena tidak sepenuhnya mengandung serat dan kadang mengandung lebih banyak gula dibanding minuman soda. Sumber olahan jus atau smoothie mengandung banyak gula alami yang dikhawatirkan bisa meningkatkan kadar gula darah dan hormone insulin. 

Laporan para peneliti dalam BMJ mengatakan bahwa jus buah berkorelasi terhadap peningkatan risiko diabetes. Nah, cara lainnya adalah berhenti minum jus dan mulai sarapan dengan banyak buah yang tidak diolah serta protein alami seperti yogurt yang diberi buah beri sugar dan potongan buah pisang.

Hindari mengonsumsi sandwich telur Pilihan sarapan paling populer kerap jatuh pada sandwich olahan telur yang klasik. Sandwich telur biasanya diberi tambahan telur goreng, daging sapi asap, keju bersama roti bagel atau kue muffin. Perlu diketahui, sarapan dengan sandwich mengandung 300 sampai 400 kalori, yang mana lebih rendah dari sarapan dengan roti saja. Namun, karena secara umum terbuat dari sebuah telur, sandwich tersebut juga rendah kualitas zat karbohidrat dan proteinnya. Setidaknya, direkomendasikan kebutuhan zat protein untuk peningkatan sintesa protein otot tubuh adalah 25 sampai 30 gram per harinya. Untuk sarapan tepat, buat menu sandwich menggunakan dua buah telur yang diberi sepotong daging asap yang disajikan bersama roti, tortilla atau muffin dari gandum.

Hati-hati dengan label gandum atau tinggi serat pada sereal Jangan sampai slogan "terbuat dari gandum" atau "tinggi serat" membodohi Anda. Para peneliti dari Universitas Harvard merilis temuan dalam Public Health Nutrition yang menyarankan bahwa serat gandum mengindikasi bahwa makanan tersebut tinggi kadar gula, sodium serta kalori. Cara terbaik yang dianjurkan adalah mengonsumsi gandum sebanyak satu gram berserat untuk setiap 10 gram. Sebagai contoh, makanan sereal yang mengandung 30 gram zat karbohidrat atau setidaknya 3 gram serat. Menu lainnya adalah, sarapan gandum asli yang mengandung 40 gram karbohidrat dan 6 gram serat, atau 27 gram karbohidrat dengan empat gram serat.

Ridho Nugroho / Shine