Benarkah Anak Tunggal Cenderung Perfeksionis?

By nova.id, Kamis, 23 April 2015 | 07:49 WIB
Benarkah Anak Tunggal Cenderung Perfeksionis (nova.id)

TabloidNova.com - Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda, salah satunya karena dipengaruhi oleh urutan lahirnya. Misalnya, anak sulung cenderung serius dan dapat diandalkan. Sedangkan anak bungsu cenderung spontan dan mudah bergaul.

"Urutan kelahiran anak memengaruhi cara ia diperlakukan oleh orangtuanya. Sebagai contoh, ketika pertama kali memiliki anak, kecenderungan orangtua merasa bangga dan mengamati setiap perkembangan dan kebutuhan sang buah hati," ujar Valensia Gowanda, M.Psi., lulusan magister psikologi klinis anak dan remaja Universitas Tarumanagara.

Namun bagaimana dengan kepribadian anak tunggal?

Karakter umum dari anak tunggal cenderung dewasa untuk usianya. Anak tunggal relatif perfeksionis dan umumnya serius. Anak tunggal juga biasanya rajin dan berjiwa pemimpin. Lantaran anak tunggal, biasanya harapan orangtua begitu besar. Perhatian orangtua hanya tercurah pada si semata wayang ini.

"Anak tunggal biasanya memiliki kepercayaan diri yang baik karena mendapat perhatian dan kasih sayang orangtua seutuhnya. Akan tetapi, karena terbiasa diperhatikan dan menjadi pusat perhatian orangtua, anak tunggal cenderung mengatur dan senang mendominasi teman sebayanya. Kondisi ini menjadikan anak tunggal cenderung sulit menyesuaikan diri dengan kebutuhan teman sebayanya."

Tak hanya itu, anak tunggal sering mengalami kesulitan dalam bernegosiasi atau kompromi karena tidak mempunyai adik atau kakak untuk membantunya mempelajari keterampilan tersebut sehari-hari.

"Kendala ini dapat diatasi dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan teman sebaya atau sepupunya. Di samping itu, kelompok bermain, belajar, keagamaan dapat memupuk kepekaan dan kemampuan negosiasinya dengan teman sebaya," kata Valensia.

Orangtua juga perlu memberi kesempatan pada anak untuk peduli kepada orang lain. Pupuk kepedulian dan empati anak tunggal dengan banyak melibatkan ia dengan kegiatan sosial, seperti berkunjung ke panti asuhan, berbagi makanan dengan teman sekolahnya, atau memberinya tanggung jawab dengan merawat hewan peliharaan.

Tak terkecuali, orangtua juga perlu menyeimbangkan ekspektasi pada anak tunggal. "Wajar bila orangtua dari anak tunggal biasanya memiliki pengharapan yang tinggi terhadap anaknya. Tak heran bila anak tunggal cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dan prestasi akademik yang lebih baik karena ia mendapatkan seluruh perhatian orangtuanya. Situasi ini dapat membentuk sikap perfeksionis dan rentan frustrasi pada anak tunggal apabila tidak berhasil mencapai target."

Hilman Hilmansyah