TabloidNova.com - Hidup memang tak mudah dijalani. Pengalaman hidup pun tidak selalu berisi hal manis, tapi juga pahit dan getir, sehingga membuat seseorang kadang tertawa, kecewa, bahagia, marah, bersedih, bingung bahkan menangis.
Banyak wanita merasa stres bahkan depresi ketika dihadapkan pada sebuah masalah serta pilihan yang sulit. Kadang kala, masalah timbul karena wanita tak tahu kapan dan bagaimana menghentikan kondisi yang membuatnya tertekan.
Di sisi lain, Anda tentu tak bisa seenaknya saja lari dari masalah karena hidup juga menuntut tanggung jawab dan kewajiban. Lantas, kapan sajakah Anda bisa berhenti ketika dihadapkan pada suatu masalah?
Saat suami meminta kehadiran buah hati lagi
Harus dicatat, Anda boleh mengutarakan pendapat pada suami jika Si Dia hendak meminta atau bahkan memaksa Anda mengandung anak lagi. Memiliki anak bukanlah hal sepele, sehingga harus dipikirkan masak-masak. Dengan memiliki anak ketiga atau berikutnya, Anda tentu harus menyiapkan perhatian, kasih sayang, serta dana ekstra bagi pendidikan, kesehatan serta kesejahteraan sang calon buah hati. Mudah bagi Anda yang berada di tingkat ekonomi menengah ke atas, namun sulit bagi yang kondisi ekonomi pas-pasan.
Pemikiran tersebut tentu logis dan layak dipertimbangkan. Selain itu, faktor kesehatan dan usia berisiko hamil menjadi hal penting untuk dipikirkan. Fokus membesarkan dan mendidik dua anak yang sudah ada memberikan peluang Anda untuk berkarya atau berkarir di bidang lain, apalagi melirik bisnis demi membantu ekonomi keluarga.
Saat pekerjaan menuntut Anda harus memilih antara keluarga atau karir
Peran ibu adalah pekerjaan paling mulia yang pernah ada di dunia. Ungkapan ini bukan berarti menuntut Anda lantas berhenti bekerja. Ada beberapa pertimbangan, seperti kondisi keuangan keluarga, pekerjaan suami, kebutuhan rumah tangga, kondisi kesehatan serta psikis anak baik jangka pendek maupun jangka panjang, bantuan moril dari keluarga atau kerabat dekat dan kondisi kantor.
Ibu rumah tangga yang sukses membesarkan anak adalah hal terbaik, tapi ibu rumah tangga yang bekerja dan sukses membagi waktu bagi keluarga dan membesarkan anak tentu lebih baik. Bicarakan dengan suami Anda, lihatlah peluang pekerjaan atau karir di perusahaan atau bidang lain di sekitar Anda, dengan catatan profesi tersebut memberikan Anda sedikit kelonggaran waktu dan beban pikiran untuk keluarga.
Saat teman mengeluh Anda terlalu sibuk
Terkadang setelah keluarga, teman bukanlah prioritas. Padahal sosok mereka bisa menjadi dukungan lain bagi Anda. Selain fungsi silaturahmi, teman atau sahabat yang baik memiliki fungsi informasi, edukasi, sosialiasasi bahkan hiburan bagi Anda. Jika terlalu sibuk bekerja atau mengurus anak dan rumah tangga, tak ada salahnya memanfaatkan sedikit waktu luang atau 'Me Time' Anda lewat pertemuan berkualitas. Lakukan minimal sebulan sekali, dan ucapkan stop ketika Anda mulai menjadi wanita un-sociality (un-sos).