Berburu Kuliner Gresik: Nasi Krawu dan Nasi Romo

By nova.id, Jumat, 10 Oktober 2014 | 16:09 WIB
Berburu Kuliner Gresik Nasi Krawu dan Nasi Romo (nova.id)

TabloidNova.com - Bertetangga dengan Surabaya, kota Gresik juga memiliki cerita sejarah para sunan. Di Gresik, juga ada lokasi wisata religius yakni Makam Sunan Giri. Makam penyebar agama Islam yang masuk dalam jajaran Wali Songo ini dipenuhi pengunjung yang datang dari berbagai daerah di tanah air. Mengaji di pusara dan beritikaf di pusara sang wali menjadi bagian dari kegiatan para peziarah.

Di daerah pesisir tersebut ada beberapa makanan khas, dua di antaranya adalah nasi krawu dan nasi romo. Makanan yang sangat khas ini, bahkan jarang ditemui di daerah lain. Bahkan pamor dari nasi krawu kini sudah menyebar ke berbagai daerah lain.

Salah satu penjual nasi krawu yang cukup terkenal di Gresik adalah Juwariyah, atau yang akrab disapa dengan Ria. Nasi Krawu Bu Ria yang berlokasi di perempatan Jl. JA. Suprapto, sehari-hari menjadi tujuan para pencinta kuliner jika bertandang ke Gresik.

Nasi krawu yang terdiri dari nasi putih punel dengan lauk daging sapi plus jerohan ini, rasanya begitu khas. Yakni perpaduan antara manis, asin, dan gurihnya sangat pas tanpa ada kuah. Sebagai pelengkap, masih ditambah dengan serundeng. "Tergantung dengan selera pembeli, bisa memakai jeroan, bisa juga tidak," kata Ria.

Menurut Ria, nasi krawu sudah ada sejak lama dan menjadi ciri khas Gresik. Menurut sejarah, nasi krawu biasa dijual keliling. Lama kelamaan, "kasta" nasi krawu meningkat.

"Nah, saya memulai usaha benar-benar dari nol. Dulu, saya produsen tas, tapi usaha saya gulung tikar karena krismon. Selanjutnya, saya mulai menjual nasi krawu di pinggir jalan," kata ibu dua anak yang hobi memasak tersebut.

Pada awal mula berdiri, Ria hanya menghabiskan satu kilogram daging dalam sehari. Tapi berkat ketekunan, usahanya makin meningkat. Kini, dalam sehari ia menghabiskan daging antara 25 sampai 30 kilogram sehari. Tempat jualannya pun sudah permanen di lokasi yang strategis.

"Kalau pas hari libur atau Lebaran kemarin, makin banyak permintaan. Sebab, orang Gresik yang ada di luar kota saat pulang kampung justru mencari makan ke mari," kata Ria yang saat ini penghasilannya per bulan mencapai sekitar Rp 30 juta.

Para pejabat pun tak segan menyantap nasi krawu. Bahkan, kalau ada acara di kantor pemerintah, nasi krawu menjadi salah satu kuliner yang disajikan. "Kalau ada acara di kantor gubernur, biasanya juga pesan di sini," ceritanya.

Dari Daun Bakau Selain nasi krawu, Gresik juga memiliki kekhasan menu makanan yakni nasi romo. Disebut romo karena dulu yang pertama kali menciptakan nasi tersebut adalah warga Desa Romo, Gresik. Penjual nasi romo lebih banyak keliling. Sang penjual menggunakan keranjang anyaman bambu untuk membawa dagangannya.

Nasi romo sangat unik, yaitu nasi putih disajikan di atas daun pisang. Di atas nasi diberi sayuran dari daun bakau rebus, selanjutnya diberi kerupuk yang sudah diremas kemudian ditaburkan di atas nasi. Sebagai toping diberi bubur dari tepung beras warna merah kekuningan. Bubur itu dibuat dari tepung beras, yang dimasak dengan berbagai bumbu. Warna kuning kemerahan berasal dari cabai merah besar yang dihaluskan.

"Soal lauk tidak menjadi keharusan, kalau mau bisa ditambah rempeyek udang sebagai pelengkap," kata Dewi (42) seorang penjual nasi romo di Kampung Karangpoh, Gresik.

Sambil membungkus puluhan bungkus nasi pesanan sebuah kantor, Dewi menceritakan bahwa nasi romo memang salah satu kuliner khas Gresik. Nasi romo selalu dijual pagi hari. "Biasanya disantap menjelang melakukan pekerjaan. Siang atau sore pasti sudah tidak ada," imbuhnya.

Dewi mengaku mewarisi usaha ibunya. "Ibu sudah usaha puluhan tahun silam. Setelah ibu pensiun, sekitar lima tahun lalu saya melanjutkan usahanya.

Gandhi Wasono M.