Pengaruh Hubungan Seks pada Otak Sungguh Tak Terduga (1)

By nova.id, Jumat, 13 Februari 2015 | 23:01 WIB
Pengaruh Hubungan Seks pada Otak Sungguh Tak Terduga 1 (nova.id)

TabloidNova.com - Percayakah Anda, melakukan hubungan seks dapat memperbaiki suasana hati, mengurangi rasa sakit, membuat relaks, dan masih banyak hal baik lainnya?

Menurut profesor bidang psikologi dari Rutgers University, Newark, New Jersey, Barry Komisaruk R, PhD, paparan tersebut bukanlah teori yang mudah terutama saat proses pengujian pada sejumlah subjek. Untuk mendapatkan kesimpulan tersebut, tim peneliti harus menggunakan mesin pindai untuk memeriksa kerja otak atau MRI.

Namun demikian, para ilmuwan telah mengungkap berbagai misteri yang mengaitkan pengaruh hubungan seks pada otak. Dan inilah yang didapatkan dari sebagian hasil penelitian mengenai pengaruh hubungan seks pada otak kita.

Seks sebagai ObatSeks membuat manusia merasa lebih baik. Itu sebabnya manusia tak pernah berhenti untuk selalu mencari pasangan bagi dirinya. Kesenangan yang didapatkan dari seks sebagian besar disebabkan oleh pelepasan dopamin, suatu neurotransmitter yang mengaktifkan pusat otak.

Dopamin juga merupakan salah satu senyawa kimia yang bertanggungjawab bagi orang-orang yang mengalami efek mabuk akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu.

"Mengonsumsi narkoba jenis kokain memang tak akan sama persis efeknya dengan melakukan hubungan seks, tapi keduanya melibatkan area (otak) yang sama," kata Timothy Fong, MD, profesor ilmu psikiatri dari David Geffen School of Medicine di UCLA.

Barry menambahkan, kafein, nikotin, dan cokelat juga sama-sama dapat menggelitik pusat otak di area yang sama.

Seks sebagai AntidepresiSetelah meneliti 300 wanita dalam studi tahun 2002, University at Albany menemukan fakta bahwa mereka yang berhubungan seks tanpa kondom memiliki gejala depresi lebih sedikit dibandingkan yang menggunakan kondom. Para peneliti berhipotesis, berbagai senyawa dalam air mani, termasuk estrogen dan prostaglandin, memiliki sifat antidepresi, yang kemudian diserap ke dalam tubuh setelah berhubungan seks.

Tim peneliti berusaha mengungkap pengaruh suasana hati dengan penggunaan kondom, misalnya apakah responden berada dalam hubungan yang serius atau menggunakan kontrasepsi oral. Ini tentu berita bagus bagi siapa saja yang sudah menikah.

Seks (Terkadang) sebagai Pencetus Rasa SedihHubungan seks melepaskan perasaan senang. Namun bagaimana dengan setelahnya? Menurut peneliti, ada hal seperti momen kesedihan pasca-seks (yang istilah teknisnya disebut dysphoria postcoital).

Dalam sebuah studi, sekitar sepertiga dari perempuan dilaporkan mengalami kesedihan pasca berhubungan seks selama beberapa saat. Namun peneliti mengaku tak bisa menjelaskan apa penyebab rasa sedih itu muncul, apakah rasa penyesalan atau karena paksaan.

Seks Dapat Mengurangi Rasa SakitJangan lewatkan hubungan seks ketika Anda sedang mengalami sakit kepala. Penelitian menunjukkan, berhubungan seks di kala sedang sakit kepala justru akan dapat meredakan sakitnya.

Studi tahun 2013 di Jerman melibatkan responden di mana 60 persennya memiliki migrain, dan 30 persennya menderita sakit kepala. Mereka melakukan hubungan seks selama sakit kepala, dan hasilnya mereka mengaku sakit kepalanya berkurang, atau bahkan hilang sama sekali.

Penelitian lain menemukan fakta, wanita yang merangsang area G-Spot-nya memiliki peningkatan pada ambang nyeri. "Butuh stimulus nyeri lebih besar bagi mereka untuk meredakan sakitnya," kata Beverly Whipple, PhD, profesor emeritus dari Rutgers University yang juga melakukan penelitian tentang ini.

Beverly tak memelajari lebih lanjut mengapa hasilnya demikian, namun peneliti lain telah mengaitkan efek hubungan seks pada produksi hormon oksitosin, atau ikatan hormon yang membantu menghilangkan rasa sakit. (BERSAMBUNG)

Intan Y. Septiani/Health