Survey yang diadakan oleh CareerBuilder, situs karir terbesar di Amerika, 43 persen perempuan dilaporkan menjadi korban penindasan (bullying) di tempat kerja. Sebagian besar dari angka tersebut, justru tak tahu cara untuk mengatasinya.
Penindasan di tempat kerja ini, dapat berupa penyisihan dari lingkaran pertemanan, mengejek atau memberi label tertentu pada seseorang, mengintimidasi, melukai secara fisik maupun mental, atau menjadikan seseorang sebagai bahan bercanda yang berujung pada sikap mempermalukan.
Anda merasa pernah menjadi korban bully seperti ini? Lakukan saja langkah-langkah berikut!
Kenali Bullying
Langkah pertama adalah dengan mengenalinya. Ciri-ciri tindakan ini memang sering kali sulit disimpulkan. Bisa jadi, tindakan yang dirasa sebagai bullying sebenarnya hanya karena orang yang menindas itu hanya sedang dalam keadaan tertekan atau dalam suasana hati yang buruk semata.
Ingat, bullying ini dilakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa seseorang begitu menindas Anda di hari ini tapi selama seminggu ke depan tidak, berarti bisa saja ia hanya sedang mengalami hari yang buruk.
Penindasan ini, bisa berupa kata-kata kasar tak berdasar, ejekan yang secara terus-menerus ditujukan pada Anda, kritik tajam dan menjatuhkan tanpa alasan dan tanpa memberi masukan, menjelek-jelekan nama seseorang pada orang lain, bahkan bisa juga hanya berupa pengabaian atau tatapan mata yang menusuk. Jika hal ini selalu terjadi, maka itu bentuk penindasan.
Jangan Terbawa Emosi
Pasalnya, Si Penindas akan menanti reaksi Anda! Memang, rasanya akan menyebalkan dan mengesalkan sekali menjadi korban bullying. Namun, sebaiknya tetap santai dan bersikaplah rasional meski di dalam hati Anda begitu marah atau sedih. Dengan demikian, Anda akan dikenal memiliki sikap professional dan tak mudah terpancing.
Jangan Salahkan Diri
Telah banyak studi yang meneliti mengenai hal ini dan simpulannya adalah penyebab bullying bukanlah masalah kesalahan yang ada pada korban, melainkan masalah yang bersumber pada pelaku. Bisa saja, pelaku penindasan ini merasa tak aman atau tak puas dengan kondisi yang ia jalani saat ini atau merasa tak memiliki cara lain untuk membahagiakan diri selain dengan menindas orang lain.