Bijak Pilih Lampu

By nova.id, Jumat, 4 April 2014 | 09:37 WIB
Bijak Pilih Lampu (nova.id)

Bijak Pilih Lampu (nova.id)

"Bujet untuk tata cahaya merupakan investasi jangka panjang. Mahal di awal, namun bisa jauh lebih berhemat dalam jangka panjang. (Foto: Eng Naftali / NOVA) "

Pencahayaan (lighting) memegang peran penting dalam desain rumah. Selain mempercantik, pencahayaan yang tepat juga akan memengaruhi kualitas hidup penghuni rumah. Hal ini dikatakan Teuku Rinaldi, ST.HTII. "Aspek yang ingin dicapai dalam mendesain lighting sebuah hunian adalah menciptakan ambience atau suasana," ujar Senior Lighting Designer dari Hadiprana Design Consultant ini.

Oleh karena itu, tata pencahayaan sebaiknya direncanakan di awal. "Kebanyakan rumah memosisikan bujet lighting di posisi terakhir. Padahal, sejak awal harusnya tahu, sehingga lighting yang dihasilkan pun sesuai dan tepat," saran Aldi, sapaan akrab Teuku Rinaldi. 

Apalagi setiap orang pasti ingin betah di rumah. "Sepulang dari kantor ingin tubuh merasa nyaman, relaks, tenang, dan bisa istirahat. Jangan sampai begitu masuk rumah jadi emosional, tidak nyaman, dan tidak merasa relaks gara-gara pencahayaan yang tidak tepat," urai Aldi.

Buat Malam Hari

Sumber pencahayaan terbaik berasal dari cahaya matahari. Namun, pada malam hari tentu dibutuhkan pencahayaan ideal demi tercipta suasana yang nyaman. "Kehidupan tidak cuma berlangsung di siang hari. Orang justru lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga pada malam hari di rumah," kata Aldi. 

Pada siang hari, orang keluar rumah untuk bekerja, bersekolah, atau beraktivitas lain. Sementara pada malam hari, mereka berkumpul. "Inilah waktu yang sangat berharga, sehingga pencahayaan harus didesain dengan baik supaya kehidupan keluarga bisa berkualitas," jelasnya.

Beda di Tiap Ruang

Dalam mendesain lighting rumah hunian yang tepat, kemauan Si Pemilik rumah harus diperhitungkan. Sebut saja, jumlah anggota keluarga dan aktivitasnya serta fungsi rumah yang diinginkan. Sayangnya, kebanyakan pencahayaan rumah sangat simpel sebab satu atau dua buah lampu dianggap cukup untuk satu ruangan.

Alhasil, ambience rumah tidak lebih baik sebab lighting yang baik harus disesuaikan kebutuhan ruang. Pencahayaan dapur, misalnya, harus bisa membuat penghuni mampu membedakan makanan yang masih baik dan tidak layak makan. "Kadang, penempatan dan pemilihan jenis lampu justru membuat beberapa jenis makanan terlihat masih bagus, padahal sebetulnya sudah rusak," jelas Aldi.

Lighting di ruang makan, lanjut Aldi, harus mendukung color rendering index (CRI), sehingga warna makanan yang disajikan akan sesuai dan mampu menggugah selera makan. "CRI adalah cahaya yang tidak mendistorsi atau mengubah warna. Sebagai contoh, cahaya lampu halogen atau cahaya matahari memiliki CRI 100%."

Contoh lain adalah kamar tidur. "Sebaiknya tidak memasang lampu persis di atas mata, karena akan membuat mata tidak nyaman." Menempatkan lampu di depan teve juga tidak disarankan sebab malah membuat gambar di teve tidak terlihat.  Ruang tamu lain lagi.