Koleksi 8 Desainer untuk Cita Tenun Indonesia di JFFF 2014

By nova.id, Sabtu, 24 Mei 2014 | 08:04 WIB
Koleksi 8 Desainer untuk Cita Tenun Indonesia di JFFF 2014 (nova.id)

TabloidNova.com - Kolaborasi 8 desainer Indonesia bersama para desainer tekstil dan perajin kain tenun dihadirkan di panggung Jakarta Fashion & Food Festival 2014 (JFFF 2014). Peragaan busana ini menampilkan kerjasama Cita Tenun Indonesia dengan Era Soekamto, Didi Budiarjo, Priyo Oktaviano, Stephanus Hamy, Ari Seputra, Auguste Soesastro, Chossy Latu, dan Barli Asmara.

"Peragaan ini merupakan wujud apresiasi terhadap pencapaian berbagai daerah binaan CTI. Tujuannya, agar masyarakat lebih mengenal keindahan kain tenun nusantara bukan hanya sebagai bagian dari budaya yang berharga, namun juga elemen penting bagi industri Mode," ujar Ibu Okke Hatta Rajasa, Ketua Cita Tenun Indonesia, saat konferensi pers di Grand Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (17/5/2014).

Show bertema "Jalinan Lungsi Pakan" ini dibuka oleh Ari Seputra yang mempresentasikan kain tenun lombok dengan motif besar (songket) dan motif garis (sabuk anteng) yang terkesan kontemporer dan urban. Paduan kemeja putih berkerah lebar tampil modis di atas kemeja lengan pendek beraksen pita di bagian pinggang dengan celana pipa model ¾. Ari memberikan sentuhan maskulin yang rapi dalam keseluruhan koleksinya. Terlihat dari atasan bertumpuk model A-line di atas kemeja putih berkerah lebar, dan rok model pensil warna biru navy. Tenun lombok tampil senada pada atasan two pieces, terusan mini, dan coat panjang bermotif senada.

Eksplorasi kain bali diwujudkan Auguste Soesastro dalam kerah model V-neck pada atasan model boxy yang pas di pinggang, dipadu celana panjang palazzo beraksen pleats. Selain itu, celana panjang model pipa berwarna putih tampil manis dengan atasan model pinguin yang berkerut di bagian perut. Nuansa elegan juga ditawarkan oleh luaran panjang model kimono dengan atasan model draperi berpadu rok panjang. Barli Asmara menciptakan koleksi culture mix dari tenun garut untuk atasan model fitted dress (memeluk tubuh), seperti fitted dress warna hijau telor asin berdetail ruffles di bagian bawah. Kesan modern melekat pada mini fitted dress berpadu bahan sequin hitam berlengan panjang. Campuran tiga warna sekaligus tampil cantik pada luaran panjang model ponco warna peach, yang menutup atasan satin warna kuning gading dan celana panjang hijau.

Berbeda halnya dengan koleksi resort Didi Budiardjo yang bernuansa sport lewat aksesori topi golf bersama busana songket bermotif prembon, endek, jembrana, dan taksu. Gaun selutut berlengan ¾ sangat cantik dengan detail kerut di bagian perut. Hiasan di kerah bulat tampil modis dengan paduan rok A-line dengan detail di bagian bawah dan motif di sisi garis bawah.

Ada pun masyarakat Baduy menginspirasi Era Soekamto, menghasilkan ragam busana bersiluet longgar dan bervolume, seperti gaun selutut dengan belahan tinggi di bagian depan, atasan model kerah cheongsam  berlengan puff, serta luaran berlengan ¾ dengan list kain tenun di sekeliling sisi kerah, dan kancing dengan bawahan sarung yang dibuat rok selutut.

Sedangkan Priyo Oktaviano terinspirasi keindahan kain tenun sambas, yang lalu menciptakan koleksi bersiluet feminin. Bias warna cerah hadir memukau di rok beraksen bordir, gaun selutut berlengan manset dengan model puff (gembung), serta gaun peplum beraksen ruffles berpadu bahan tule motif polkadot yang dilengkapi dengan headpieces.

Ridho Nugroho