Tahapan Detoks dengan Metode Puasa Jus (1)

By nova.id, Rabu, 19 November 2014 | 14:01 WIB
Tahapan Detoks dengan Metode Puasa Jus 1 (nova.id)

TabloidNova.com - Salah satu metode detoks yang disarankan para pakar diet adalah metode juice fasting atau puasa dengan jus. Berikut adalah tahapan detoks dengan metode puasa jus, seperti yang  dipaparkan oleh konsultan gizi dan kesehatan alami, Andang W. Gunawan.

"Berdasarkan pengalaman pribadi saya, selama yang digunakan untuk detoks  hanya makanan alami seperti buah dan sayuran segar, tahapan yang akan dialami kurang lebih sama. Periode waktu adalah estimasi umum. Artinya, tak selalu sama pada setiap orang yang melakukan detoks," kata Andang.

1. Tahap I (hari 1 - 2)* Berkurangnya asupan kalori pada awal puasa menyebabkan kadar gula darah turun. Untuk menormalkannya, tubuh mengubah glikogen di liver menjadi gula untuk kebutuhan energi setengah hari. Tubuh juga akan mengubah sebagian protein dari otot untuk dikonversi menjadi energi yang dapat menyebabkan tubuh agak lemas. Konsumsi buah-buahan akan membatasi pengambilan protein dari otot.

* Tubuh menurunkan laju metabolisme basal atau basal metabolic rate (BMR) dan tekanan darah untuk menghemat energi.

* Pada tahap ini bisa timbul gejala seperti sakit kepala, pusing, mual, bau mulut, mata berkaca-kaca, dan permukaan lidah ditumbuhi lapisan tebal berwarna keputihan.

* Rasa lapar terasa sangat kuat, kecuali jika 3-4 hari sebelum berpuasa sudah mulai membatasi asupan tinggi lemak dan gula. Terapi cuci usus atau enema dapat digunakan dalam tahap ini guna membantu mengurangi rasa lapar.

2. Tahap II (hari 3 - 7)   * Pada hari ketiga tubuh mulai mengambil lemak untuk energi. Namun lemak tidak dapat langsung digunakan sehingga harus dikonversi terlebih dulu menjadi gliserol sebelum menjadi glukosa. Dampak dari proses ini adalah pembentukan keton, yang jika berlebihan justru akan menajdi racun bagi tubuh. Makanan seperti buah dan sayuran segar dapat membatasi produksi keton. Sebaliknya, makanan tinggi protein dan lemak tak hanya menghasilkan keton berlebihan, tapi juga tidak mengistirahatkan dan membersihkan saluran pencernaan dan organ-organ di sekitarnya.

* Pengeluaran toksin dari usus besar, ginjal, empedu, saluran pernapasan, dan kulit meningkat. Proses ini menghasilkan lendir atau mukus yang akan membawa toksin keluar melalui saluran pencernaan, pernapasan, sinus, atau dalam urin. Lendir adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh. Penuaan dini dan penyakit terjadi karena adanya sumbatan zat-zat toksin di dalam tubuh yang menyebabkan sel-sel tubuh tidak memperoleh cukup oksigen dan zat gizi. Atau karena pembuangan tubuh tidak memadai. Detoks membantu mengurangi sumbatan tersebut, dengan memberi kesempatan lebih banyak pada sel-sel untuk membuang dan membersihkan zat-zat yang tidak berguna.

* Rasa lapar mulai berkurang, karena keton dalam darah menekan selera makan dengan cara memengaruhi pusat kenyang di bagian otak yang disebut hipotalamus. Kurangnya rasa lapar dapat berlangsung sepanjang puasa tergantung jenis detoks yang dijalani. Pada tahap ini, tubuh mulai beradaptasi dengan puasa (kondisi tidak makan) sehingga sistem pencernaan dapat beristirahat dan tubuh dapat memusatkan pemakaian energi untuk pembersihan dan penyembuhan.

* Sel darah putih dan aktivitas sistem kekebalan tubuh meningkat.

* Mungkin terasa ada gangguan pada paru-paru, karena adanya organ-organ yang terkait dengan paru-paru dalam proses perbaikan. Secara berkala, sistem limfatik mengeluarkan toksin bersama lendir melalui hidung atau tenggorokan. Bentuknya dikenal sebagai ingus pada gejala pilek. Kondisi ini dapat menolong bagi yang memiliki masalah sinus tersumbat

* Napas masih bau dan pada lidah muncul lapisan putih.