Olivia Lubis Jensen, Main Film Karena Ditodong

By nova.id, Kamis, 4 Juni 2009 | 18:09 WIB
Olivia Lubis Jensen Main Film Karena Ditodong (nova.id)

Olivia Lubis Jensen Main Film Karena Ditodong (nova.id)

""

Namanya Olivia Lubis Jensen. Nama yang cukup unik, ka­rena bukan hal yang lazim menyelipkan sebuah nama marga di tengah-tengah nama lengkap. "Papaku, Benny Jensen, orang Denmark. Mama, Viverina Lubis, orang Batak. Mereka sengaja kasih aku, kakak, dan kembaranku, nama tengah Lubis, supaya kami enggak lupa dengan asal muasal kami," cerita Olivia.

Ditemui NOVA di sebuah kafe di Bandung, Kamis (14/5) Olivia datang bersama saudara kembarnya, Sabrina. "Kami kembar, tapi enggak terlalu mirip. Sabrina wajahnya lebih oriental. Soalnya, Mama walaupun Batak, wajahnya oriental," jelas Olivia yang bersama kembarannya kini bersekolah di Bandung Internasional School. "Baru kelas 1," ujar gadis kelahiran Denmark, 11 April 1993 ini. Sampai usia dua tahun, Olivia sekeluarga tinggal di Denmark. Usaha sang Papa di bidang furnitur mengharuskan mereka hijrah ke Indonesia, tepatnya ke Cirebon, sentra rotan.

Kangen Kalau Sakit

Saat Olivia duduk di kelas 4, sekolahnya, Mahatma Gandhi Cirebon, ditutup gara-gara kurang murid. Dari situ cewek yang hobi menggambar dan melukis ini diikutkan homeschooling, "Gurunya teman Papa."

Suatu ketika guru privat Olivia pindah ke Bandung. Karena sudah dekat, Olivia dan dua saudaranya hijrah ke Bandung, ikut tinggal di rumah sang guru. Tapi, "Enggak lama kemudian Papa membelikan kami rumah."

Jadilah ketiganya hidup mandiri, hanya ditemani pembantu dan su­pir. Untuk uang belanja harian, dipercayakan pada Olivia. "Setiap hari aku nanya sama Embak di rumah, mau masak apa, perlu berapa. Aku kasih sejumlah yang dibutuhkan," ujar Olivia.

Kalau kangen Mama-Papa? "Biasanya mereka yang datang ke Bandung, sekali dua minggu. Aku sih, udah enggak pernah lagi ke Cirebon," ujar Olivia yang biasa mendadak kangen Mamanya jika sedang sakit. "Kalau sakit, jadi manja. He he," ujarnya yang meski mandiri, selalu minta izin sang Mama dalam segala kegiatan, termasuk dunia akting.

Takut Astrada Hitam

Bermain di BCB adalah debut pertama Olivia di dunia hiburan. "Sebelum ini pernah sih, jadi model untuk Majalah Spice dan beberapa majalah lokal Bandung," ujar Olivia yang sempat kapok ikut casting iklan gara-gara pernah tidak lolos. "Dari situ aku jadi malas coba-coba lagi," ujar penyuka olahraga basket ini.

Lalu, bagaimana bisa Olivia terpilih membinta­ngi BCB? "Itu enggak sengaja. Ceritanya, suatu ma­lam minggu, aku lagi jalan-jalan di mal Paris Van Java. Eh, tiba-tiba ada cowok nyamperin aku. Katanya dia astrada (asisten sutradara) dari Wanna Be Production." Lucunya, saat itu Olivia bukannya senang, malah takut. "Soalnya orangnya itu gede, hitam, tatoan, dan pake baju ketat putih." Saking takutnya, dimintai nomor telepon pun Olivia tak mau. Padahal, semua kru Wanna Be, termasuk produser, yang berkumpul di sebuah kafe di mal tersebut, tertarik menjadikan Olivia sebagai pemeran Nikita di film mereka. "Ya akhirnya aku luluh setelah dibujuk Ibu Produser. Itu juga aku cuma kasih nomor telepon rumah."

Keesokan pagi, Olivia sudah ditelepon. Karena setengah hati, Olivia mengaku tak bisa ikut casting sebab belum dapat izin orangtua. "Eh, mereka malah minta nomor telepon Mama, dan langsung nelepon ke Cirebon. Enggak lama, Mama telepon aku. Intinya Mama mendukung untuk mencoba."