Balawan : Dulu Saya Dianggap Manusia Aneh

By nova.id, Rabu, 3 Juni 2009 | 17:05 WIB
Balawan Dulu Saya Dianggap Manusia Aneh (nova.id)

Omong-omong, melihat cincin yang melingkar di jari manis, sepertinya Anda sudah ada yang "punya", ya?

Saya baru tunangan, baru sebulan. Rencananya mau menikah tahun depan. (Sepanjang wawancara Balawan memang ditemani oleh sosok perempuan berparas ayu yang mengenakan cincin serupa. Wanita yang enggan disebutkan namanya itu adalah manajer sekaligus calon pendamping hidup Balawan. Wanita berdarah Bali itu mengaku berkenalan, saat menonton Balawan bermain gitar di News Café Jakarta tahun 2004).

Berencana menikah di mana?

Di Bali. Kemanapun saya pergi, pasti akan pulang ke Bali lagi. Sama seperti saudara-saudara saya, semuanya sudah keliling (dunia), tapi pada akhirnya kembali lagi ke Bali. Cuma cari pengalaman saja. Sekali-kali kita lah yang menjajah negeri orang.

Impian apa yang ingin dicapai selanjutnya?

Impian saya sebenarnya ada di album terbaru saya (album ke-5, See You Soon). CD dan DVD-nya merupakan lesson bergitar. Saya memang ingin berbagi teknik saya ke orang-orang. Ini yang pertama kalinya di Indonesia. Pasti banyak yang takut karyanya dibajak jika membuat DVD lesson seperti ini, tapi saya cuek saja. Bahkan saya sendiri yang memotong-motong videonya dan memasukkannya ke internet. Ini album yang paling lengkap. Masih dalam koridor Jazz, tapi juga didukung dengan musik tradisional dan ada satu lagu ciptaan Dewiq. Album ini dibantu oleh 27 musisi, sehingga setiap lagu musisinya berbeda.

(Selain menularkan ilmu di album, putra dari I Wayan Regug-Ni Wayan Sunti ini mempunyai Bali Guitar Club. Anggotanya sekitar 200 orang).

Anda dijuluki Indonesian Guitar Hero, ada tanggapan?

Ah, itu sih relatif, ya. Sebenarnya banyak gitaris bagus di Indonesia, tapi sedikit yang berkarya. Menurut saya, tidak mengapa komersial, asalkan tetap ada idealisnya. Saya juga ingin, jika ada yang menggemari seorang gitaris, mereka harus tahu mengapresiasinya. Saya hanya ingin terus berkarya.

DEWI MAHARANI