Tempat Wisata Baru di Surabaya: Museum Surabaya, Catatan Pernikahan Zaman Belanda

By nova.id, Jumat, 22 Mei 2015 | 09:51 WIB
Tempat Wisata Baru di Surabaya Museum Surabaya Catatan Pernikahan Zaman Belanda (nova.id)

Tempat Wisata Baru di Surabaya Museum Surabaya Catatan Pernikahan Zaman Belanda (nova.id)

"Foto: Gandhi Wasono M / NOVA "

"Karena belum genap sebulan berdiri, koleksi yang kita miliki baru sekitar 1.000 benda. Tapi kami akan terus mengisi dengan koleksi yang lebih banyak lagi," kata Agustiono dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kodya Surabaya.

Agustiono menjelaskan, berdirinya Museum Surabaya tersebut merupakan gagasan dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Gedung Siola sendiri sempat cukup lama dipakai pihak swasta sebelum akhirnya kembali ke Pemkot Surabaya.

Awalnya, benda-benda bersejerah yang bakal mengisi Museum Surabaya adalah benda-benda yang berkaitan dengan kepemerintahan kota Surabaya saja. Tetapi dalam perjalanan waktu ini kemudian berkembang, tidak hanya benda yang berkaitan dengan tata pemerintahan saja tetapi juga sejarah, sosial, dan budaya. "Jadi isinya juga berisi tentang dinamika dan sejarah kota Surabaya sejak dulu hingga saat ini," terangnya.

Kelak, lanjut Agus, di dalam museum akan dibuat story line yang terdiri dari fase-fase sejarah kota lengkap dengan diorama.

Begitu masuk ke musem seluas 1500 meter2 ini, pengunjung akan disuguhi peninggalan bersejarah yang mengisahkan berdirinya kota Surabaya, disusul konten tentang dinamika pemerintahan Hindia Belanda sampai pemerintahan kota saat ini.

"Sekarang kami tengah persiapkan dan berkoordinasi dengan bidang lain," papar Agus yang juga seorang musisi tersebut.

Untuk saat ini, koleksi benda-benda di Museum Surabaya masih terbatas, misalnya buku catatatan perkawinan masyarakat yang tertera tahun 1857 yang dikeluarkan pemerintah Belanda. Buku register tersebut terlihat cukup rapi dengan tulisan dalam bahasa Belanda yang masih terbaca jelas. Juga, buku register pajak kota Surabaya zaman pemerintahan Belanda, furnitur peninggalan pemerintahan masa lalu, piano, dan perlengakapan pasukan pemadam kebakaran.

Di dalam MS juga dipajang benda peralatan kesehatan kuno yang pernah digunakan berbagai rumah sakit di Surabaya, mulai kursi pemeriksaan kandungan, kursi pemeriksaan kesehatan gigi kuno, serta sebuah tabung yang berfungsi untuk mensterilkan peralatan kesehatan sebelum digunakan untuk tindakan medis.

"Alat ini pemberian beberapa rumah sakit swasta di Surabaya serta dari dinas kesehatan," kata Agustiono yang berdinas di subunit preparasi konservasi dan bimbingan edukasi di Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember tersebut.

Untuk melengkapi isi museum Surabaya, pemerintah kota Surabaya juga menerima sumbangan dari instansi manapun, termasuk dari masyarakat umum sepanjang koleksi tersebut memiliki korelasi dengan konten museum Surabaya.

Sementara untuk menarik minat masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, di dalam musem nantinya secara berkala akan diadakan kegiatan-kegiatan interaktif yang berkaitan dengan sejarah Surabaya.

"Juga workshop tentang museum, diskusi kebudayaan, mengenalkan anak-anak usia dini dengan kegiatan interaktif melalui cara yang menyenanagkan bekerja sama dengan berbagai TK di Surabaya, dan sebagainya. Yang penting, bagaimana warga Surabaya menjadikan MS sebagai bagian dari mereka," paparnya.

Tujuan didirikannya museum Surabaya ini adalah sebagai jembatan kepedulian masyarakat dengan benda-benda cagar budaya atau apa saja yang memiliki nilai sejarah. Ini penting, sebab untuk menumbuhkan rasa cinta dengan museum atau benda yang memiliki nilai sejarah itu tidak mudah, harus dibangun setahap-demi setahap dan dalam jangka waktu lama.

"Karena itulah, pihak Pemkot tidak hanya fokus pada orang dewasa tetapi juga anak-anak TK. Mereka akan kami beri fasilitas," imbuhnya. Paling tidak, MS bisa dijadikan salah satu tujuan wisata bagi warga Surabaya atau warga kota lainnya untuk menggali sejarah terbentuknya kota Surabaya.

Gandhi Wasono M, Swita A Hapsari