TabloidNova.com - Menurut data National Institute of Health, tiga dari 1.000 bayi di AS dilahirkan tuli atau memiliki kelainan dalam pendengaran. Sekecil apapun masalah yang berkaitan dengan pendengaran, ternyata bisa berdampak besar bagi perkembangan anak. Jika tak segera ditangani, kelainan ini bisa berimbas kepada perkembangan bahasa anak di kemudian hari.
Bukanlah hal yang mudah untuk mendeteksi ketulian pada bayi. Ini sebabnya kebanyakan kelainan pendengaran pada balita baru terdeteksi saat anak berusia 2 tahun. Ketika itu, orangtua baru menyadari bahwa anak mereka tak secerewet teman-teman sebayanya.
Nah, mengapa seorang anak bisa mengalami kekurangan pendengaran? Yang pertama karena Otitis media, yakni infeksi yang terjadi di bagian tengah telinga anak, karena saluran eustachian (saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung) belum berkembang sempurna. Pada kasus ini, cairan berkumpul di belakang genderang telinga anak dan mengakibatkan infeksi. Bila cairan terlalu lama berada di sana, Otitis media bisa mengakibatkan anak kehilangan pendengaran sepenuhnya.
Yang kedua, ternyata tuli bisa jadi adalah penyakit genetis atau bawaan sejak lahir. Lebih dari setengah masalah pendengaran pada bayi yang baru lahir ternyata genetis. Beberapa kasus disebabkan karena kesalahan saat mengandung, misalnya ketika ibu hamil terserang diabetes atau toxemia. Bayi prematur juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami kesulitan pendengaran.
Terakhir, anak bisa tiba-tiba kehilangan pendengaran bila terjangkit penyakit tertentu. Misalnya meningitis, encephalitis, cacar air, dan flu. Trauma di kepala, obat-obatan tertentu, dan suara yang terlalu keras juga bisa merusak pendengaran bayi.
Bila anak menunjukkan gejala-gejala seperti berikut ini, segera bawa ke dokter untuk periksa pendengaran. Ingat, semakin dini penanganan maka akan semakin baik buat anak:* Tidak bereaksi saat mendengar suara keras* Tidak bereaksi pada suara Anda* Membuat suara-suara yang mirip teriakan kecilAnak yang menderita otitis media juga akan:* Sering menarik atau mengelus telinga* Sering marah tanpa alasan* Tak bisa fokus dan kehilangan energi* Tak mengerti arah* Sering minta volume TV atau radio dikeraskan* Demam atau merasa sakit di bagian telingaAstudestra Ajengrastri / WebMD