Sofie N. Safitri, Terapi Tari Bagi Pasien RSJ

By nova.id, Selasa, 24 April 2012 | 05:01 WIB
Sofie N (nova.id)

Sofie N (nova.id)
Sofie N (nova.id)
Sofie N (nova.id)

"Akibat kecelakaan motor, terpaksa Sofie berhenti mengajar tari untuk pasien RSJ di Magelang. Sebelumnya, Sofie pernah pentas di acara karnaval HUT RI di Kota Magelang tahun 2009 bersama siswa tari lain termasuk pasien dari RSJ. (Foto: Dok Pri) "

Sudah pandai menari sejak kapan?

Sejak kelas 5 SD. Belajar tari klasik dan modifikasi di Sanggar Tari Sunu Pratiwi Yogyakarta yang buka cabang di Magelang. Ada sekitar 30 jenis tari yang saya kuasai. Saya juga lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Magelang tahun 2004. Kemudian saya mulai mengajar tari di SMK Muhamadiyah.

Pada 2005 saya diterima kerja di Kelurahan Kramat Selatan, Magelang sebagai pegawai honorer Pemda. Saya jadi kasir rekening sampai bikin KTP, teramsuk mendaftar raskin, air, dan listrik. Sampai hari ini status saya masih honorer.

Lalu sejak kapan mengajar tari di RSJ?

Ceritanya, saat saya mengajar tari di SD Gedongsari 5 dan UMM sering diminta menari tiap ada tamu atau pejabat datang. Suatu kali Direktur RSJ Magelang, Pak Junaidi, melihat penampilan saya. Beliau lalu punya ide ingin memberi terapi menari untuk pasiennya. Awalnya diminta mengajari pegawai RSJ. Nah, saat saya mengajar pegawai, sejumlah pasien mengikuti gerakan tari di belakang kami. Saya heran, orang sakit jiwa kok bisa mengikuti gerakan tari dengan baik. Lalu Pak Direktur memberi saya Surat Keputusan (SK) sebagai pelatih tari dengan status outsourching sejak 2007.

Apa manfaat tari bagi pasien sakit jiwa?

Tarian bermanfaat sebagai sosial terapi. Pasien kalau minum obat kan jadi tenang dan tidur. Nah, daripada minum obat, kalau diajari menari fisiknya jadi lelah, sehingga mereka akan tertidur sendiri. Atau bisa juga untuk membangkitkan semangat mereka yang pendiam. Saat bergerak, mereka akan capek lalu tertidur sendiri. Dan jangan anggap orang sakit jiwa tak bisa menari. Tapi memang melalui proses kenalan dulu dan waktunya tak bisa dibatasi. Saat proses perkenalan, mereka akan cerita apa saja dan harus didengarkan. Kita harus memanusiakan mereka. Mereka juga bisa sakit hati, lho. Kalau kita menghargai mereka, mereka juga akan menghargai kita.

Kok, Anda bisa sesabar itu?

Bagi saya pasien RSJ adalah orang yang butuh perhatian. Di sana mereka berobat, jadi kita harus bisa memberikan yang terbaik. Pernah ada cerita lucu. Rambut saya dijambaki, gara-garanya saya dikira pacar bekas suaminya. Pasien itu memaki-maki saya.