Ernawati Di Balik Sukses Pemancingan 1000

By nova.id, Kamis, 5 April 2012 | 22:00 WIB
Ernawati Di Balik Sukses Pemancingan 1000 (nova.id)

Ernawati Di Balik Sukses Pemancingan 1000 (nova.id)
Ernawati Di Balik Sukses Pemancingan 1000 (nova.id)
Ernawati Di Balik Sukses Pemancingan 1000 (nova.id)

"Ernawati menggunakan sistem kekeluargaan saat berhadapan dengan 60 karyawannya. (Foto: Rini/Nova) "

Berapa banyak ikan, beras, dan sayuran harus disediakan tiap musim liburan?

Bisa sampai 2 ton ikan sehari. Biasanya, sih, hari biasa cuma 6 kuintal. Berasnya bisa sampai 3 ton dari kualitas terbaik. Mentimun dan cabai sampai 1 kuintal lebih. Saya juga heran kenapa pengunjung bisa banyak datang ke Pemancingan 1000 ini.

Kenapa tertarik berbisnis pemancingan?

Saya enggak sangka akan berbisnis seperti ini. Saya kenal dunia pemancingan karena pernah bekerja di rumah Pemancingan No. 10 milik tetangga. Saya kerja di sana selulus dari SMA Polanharjo tahun 1994. Baru kerja setahun, putranya yang punya pemancingan itu melamar saya. Jadi, status saya dari pegawai berubah menjadi menantu.

Setelah itu, makin akrab dengan dunia perikanan, ya?

Oh, belum. Orangtua saya, Pak Suraji dan Ibu Sri Murni, kan, petani transmigran asal Jawa ke Bandar Lampung. Berhubung jarak sekolah jauh dari rumah, saya dipindah ke Klaten. Saya memang lahir di Klaten, 29 April 1976.

Lalu setelah menikah?

Oleh mertua, suami dimodali toko kelontong kecil di pasar. Lalu toko itu dijual, laku Rp 25 juta. Uangnya untuk modal bikin lokasi pemancingan. Kebetulan mertua punya lahan persawahan, luasnya 3 ribu meter pesegi. Mula-mula bikin pemancingan kecil saja. Lama-lama dapat pinjaman uang lalu dipakai untuk membesarkan usaha sedikit demi sedikit.

Kolam pemancingan itu kami namakan Pemancingan 100. Lama-lama usaha ini jadi besar. Semua lahannya sekarang sudah terisi kolam. Pengunjungnya juga makin banyak. Lama-lama saya bisa beli tanah untuk Pemancingan 1000 ini. Luasnya sekitar 6.500 meter pesegi. Awalnya ditertawakan orang saat kami beli lahan bekas tempat buang sampah ini. Tapi kami, kan, punya planning sendiri.