Denny Darko Bercerita Lewat Aksi Arsir Pasir (1)

By nova.id, Jumat, 30 Maret 2012 | 17:45 WIB
Denny Darko Bercerita Lewat Aksi Arsir Pasir 1 (nova.id)

Anda menyebut diri sebagai sand animator pertama Indonesia. Bukankan sebelumnya sudah ada yang menekuninya?

Memang sebelum ini saya sudah pernah melihat yang namanya wayang pasir, yang dilakukan oleh Fauzan. Dia ini senior saya. Meski kalau dilihat ada perbedaan dari gaya tutur di gambarnya. Kalau di sand animation, animation itu sama dengan movement atau 'pergerakan'. Selain pasirnya bergerak, frame-nya juga harus bergerak. Maksudnya, satu frame ke frame berikutnya bergerak bukan karena dihapus tapi transformasi. Elemen yang ada di bagian pertama menjadi elemen pembuka di bagian kedua, begitu seterusnya. Jadi, transformasinya itu yang menarik.

Nah, kalau wayang pasir lebih ke art performance, sand animation lebih ke visual performance. Sementara saya saat perform sambil memakai headphone dan iPad. Booth pasir saya juga besar, sengaja dibuat begitu karena di bagian depannya ada layar LCD. Kurang lebih sama seperti melihat seorang DJ tampil.

Sudah banyak peminatnya?

Bisa dibilang seperti itu. Publik mungkin masih bingung karena saya menekuni magic, hipnosis dan sand animation. Nah, saya sedang mencoba menyatukan itu semua menjadi satu pertunjukan. Tapi saat ini belum ketemu formulanya. Karena sand animation sesuatu yang baru di Indonesia, orang jadi lebih mengenal saya sebagai sand animator.

Kemarin ini saya mengirim manajer saya ke Singapura karena ada yang tertarik pada pertunjukan saya. Pertengahan bulan ini saya ke Malaysia, sedangkan bulan depan ke Hong Kong dan Maccau.

Wah, bisa keliling dunia, ya?

Saya realistis saja. Kalau saya hanya jadi pesulap, enggak akan mungkin keliling dunia. Itu karena sulap sendiri asalnya bukan dari Indonesia. Para pesulap dari Amerika atau Eropa tekniknya pasti lebih jago dari saya. Agak tidak mungkin kalau saya membawakan teknik sulap yang bagus di sini ke Rusia, misalnya.

Nah, dengan sand animation saya bisa membawakan legenda-legenda Indonesia seperti Timun Mas, Bawang Putih-Bawang Merah atau Danau Toba. Saya bisa ceritakan ke seluruh penjuru dunia. Itu, kan, luar biasa. Cita-cita saya sebenarnya satu, pengin keliling dunia dengan apa yang saya bisa.

Renty Hutahaean / bersambung