Lain kali, jika Anda berbuat salah, katakan, "Lain kali saya akan melakukannya lebih baik," atau "Saya rasa saya harus mencoba cara lain supaya proyek ini lancar," dan sebagainya. Ini akan membuat atasan terkesan dan fokus pada apa yang telah Anda pelajari ketimbang melihat kesalahan Anda.
4. Jangan emosional
"E-mail karyawan itu payah dan membuat saya kesal," kata Si Manajer.
Ingat, jangan pernah membalas surat elektronik pada saat marah. Bisa-bisa balasan yang disampaikan kepada klien pun bernada amarah. Dan, ini bisa memancing amarah atasan.
Memang, seringkali emosi kita langsung terpancing begitu menerima e-mail dari klien yang memojokkan. Tapi, akan lebih baik segera menulis balasan dan menyimpannya di draft. Tunggu satu-dua jam sampi emosi mereda. Setelah itu, buka dan baca lagi draft e-mail balasan Anda.
Biasanya, Anda akan merasa draft e-mail terlalu emosional, dan kemudian mengeditnya lagi. Tak ada masalah melakukan editing ini 3-4 kali sampai emosi benar-benar bagus, sehingga e-mail balasan pun lebih konstruktif dan obyektif. Ujung-ujungnya, atasan akan menghargai "diplomasi" Anda yang tidak emosional.
5. Lakukan lebih dari yang ditugaskan
"Saya paling risih mendengar karyawan bilang, "Ah, itu kan bukan tugasku!"kata Si Manajer.
Intinya adalah mencoba mencari pengalaman dan pengetahuan baru yang merupakan cara terbaik untuk mengetahui kemampuan adalah mencoba cara baru. Atasan pun akan terkesan. Jadi, alih-alih menolak mengerjakan tugas baru, lakukan dengan semangat Anda akan memperoleh pengetahuan baru.
6. Jangan berbohong
"Pada saat karyawan bilang ia minta izin enggak masuk karena sakit, saya tahu persis bahwa ia tengah berbohong," kata Si Manajer.
Seorang manajer yang baik pasti akan tahu persis seperti apa karyawannya. Jadi, jangan pernah mencoba berbohong. Menyampaikan secara jujur akan lebih baik dan justru membuat atasan terkesan.