HARUS KREATIF
Kendati waktu sudah diatur sedemikian rupa, namun karena tuntutan keluarga yang semakin tinggi, misalnya, anak yang semakin membutuhkan perhatian, tak jarang ibu bekerja kembali dihadapkan pada pilihan antara karier dan tugas sebagai ibu. Saran Nuke, tak perlu kecil hati. "Kalau kita kreatif, sebenarnya di rumah pun ada saja yang bisa dikerjakan. Mungkin kita bisa membuat pekerjaan tangan yang menghasilkan sambil tetap mengawasi anak. Iya, kan! Apalagi sekarang home-industri dan pelayanan jasa juga bisa dilakukan di rumah."
Karena itulah, menurut Nuke, kreativitas harus juga dipunyai ibu bekerja. Dengan demikian, kita tak hanya terpaku pada pekerjaan kantor. "Hobi juga bisa dikembangkan untuk menghasilkan uang, lo. Banyak, kan, ibu-ibu bekerja yang ketika harus meninggalkan kariernya namun tetap percaya diri?" Bukan berarti ibu bekerja yang enggan meninggalkan kariernya tak punya kreativitas, lo, melainkan karena mereka sulit meninggalkan hal-hal rutin. "Bila kita sudah bekerja bertahun-tahun di suatu kantor, kita melihatnya sebagai kekuatan tersendiri; kita sudah mempunyai rasa aman. Dengan demikian, saat kita harus keluar atau meninggalkan kantor, kita takut kehilangan rasa aman itu. Padahal, yang rutin itu justru sering menyebabkan kita kehilangan kreativitas untuk membuat sesuatu yang baru."
Jadi, Bu, kuncinya adalah kreativitas. Kalau kita kreatif, yakin, deh, kita juga bisa, kok, bekerja di rumah. Lain hal bila keengganan meninggalkan karier disebabkan ada perasaan takut kebanggaannya sebagai wanita karier akan hilang dengan men-switch-nya sebagai ibu rumah tangga murni. Tak ada satu pun ahli yang bisa memberikan jalan keluar karena harus dikembalikan ke diri masing-masing, apa yang menjadi prioritasnya: keluarga atau diri sendiri, kebanggaan sebagai wanita bekerja atau tuntutan keluarga yang lebih penting? "Bila Anda sudah menentukan prioritas, ya, itulah pilihannya," tandas Nuke. Tentu dengan segala konsekuensinya, lo.Santi Hartono