Ragam Anggrek Bulan

By nova.id, Selasa, 31 Maret 2009 | 02:24 WIB
Ragam Anggrek Bulan (nova.id)

Nama Phalaenopsis berasal dari bahasa Yunani, yaitu phalaenos dan opsis. Phalaenos itu berarti ngengat atau kupu-kupu. Sedang opsis artinya bentuk. Pada tahun 1825, Blume - seorang ahli botani asal Belanda, menamakan genus anggrek ini dengan Phalaenopsis. Nama itu muncul karena saat pertama kalinya berjumpa di dalam hutan, ia mengira telah melihat sekawanan kupu-kupu putih yang tengah hinggap pada sebatang ranting.

Di Indonesia, anggrek bulan pertama kali ditemukan di Maluku. Anggrek ini memiliki kelopak lebar berwarna putih dan filamen atau antena khusus berwarna kuning muda yang menyembul dari bibirnya. Dalam Keputusan Presiden tahun 1993, Presiden Soeharto menetapkan anggrek bulan sebagai puspa pesona.

Anggrek bulan paling bagus dikembangkan di dalam rumah. Pada beberapa anggrek silangan, untuk merangsang tanaman ini cepat berbunga kembali, dapat dilakukan pemotongan batang bunga segera setelah bunga pertama gugur.

Apabila berada di dalam rumah, sebaiknya diletakkan di balik jendela dengan sinar yang cukup tapi tidak secara langsung. Angin sangat baik bagi tanaman ini. Daun berwarna hijau menandakan sinar yang cukup. Sedangkan berwarna hijau tua menandakan sinar yang kurang.

Anggrek bulan memiliki nama berbeda di beberapa daerah di Indonesia. Misalnya anggrek menur (Jawa Barat), anggrek terbang (Maluku), serta anggrek wulan (Bali).

Anggrek koleksi: Wenny Herlina dan Erny Hasan dari H&W Orchids Taman Anggrek Indonesia Permai.

Noverita K. Waldan FOTO-FOTO: < Dokumen Nova>