Mammografi Tak Lagi Menyakitkan
Ketika memasuki usia 40 tahun, Sutjipto menganjurkan untuk melakukan kombinasi kedua cara deteksi (USG dan SADARI) dengan mammografi.
Mammografi sebaiknya dilakukan 3 tahun sekali untuk pasien berusia 40-45 tahun. Namun khusus bagi yang berisiko tinggi seperti, gemuk, belum punya anak dan ada riwayat kanker dalam keluarga, mammografi bisa dilakukan setiap 2 tahun sekali.
Sedangkan ketika memasuki usia 50 tahun, mammografi bisa dilakukan 2-3 tahun sekali. Begitu pula ketika wanita telah berusia di atas 60 tahun, mammografi dilakukan sekitar 1-2 tahun sekali.
Tidak perlu takut dengan mammografi karena alat mammografi yang sekarang sudah cukup terkomputerisasi. Sistim komputerisasi ini memungkinkan penekanan secukupnya untuk mendapatkan gambaran akurat kondisi kelenjar susu. "Jadi tidak perlu takut sakit maupun akan memicu kanker lebih ganas," ungkap Sutjipto meluruskan anggapan yang salah di masyarakat.
Cara melakukan mammografi ini seperti rontgen dada. Pertama-tama, pasien diminta melepaskan berbagai aksesori logam dan pakaian serta hanya menggunakan pakaian khusus mammografi.
Untuk posisi saat melakukan mammografi, bisa dengan duduk atau berdiri tergantung peralatan yang digunakan. Kemudian salah satu payudara diletakkan di atas plat datar dan di bagian atas ada semacam plastik yang menekan payudara ke bawah untuk meratakan. Cara ini dimaksudkan untuk memperlihatkan jaringan payudara yang akan disinar-X.
Foto-foto kelenjar payudara ini akan diambil dari berbagai sudut untuk memperoleh akurasi yang optimum. Pada mesin mammografi jenis Full Field Digital Mammography (FFDM) yang bekerja secara digital, gambar sinar-X yang didapat dapat dimanipulasi di layar komputer sehingga meningkatkan akurasi hasil foto sinar-X.
Laili Damayanti / bersambung