Apakah Anda Mengalami Pelecehan Verbal?

By nova.id, Jumat, 26 Juli 2013 | 07:47 WIB
Apakah Anda Mengalami Pelecehan Verbal (nova.id)

Apakah Anda Mengalami Pelecehan Verbal (nova.id)

"Foto: Tabloidnova.com "

Yuk, cari tahu, apakah Anda juga pernah menjadi salah satu korban dari pelecehan verbal.

Tanda-tanda Verbal Abuse

Ada beberapa tanda-tanda pelecehan verbal yang harus Anda pelajari. Beberapa di antaranya ialah:

- Pasangan merendahkan Anda saat kalian sedang berjalan di depan umum (keluarga, teman, atau orang tak dikenal).

- Pasangan menyebut nama Anda secara ofensif.

- Pasangan terbiasa mengkritik Anda, entah itu soal cara Anda berpakaian, kebiasaan Anda, teman-teman yang Anda miliki, dan lain sebagainya.

- Pasangan menghina Anda dan menganggap hinaannya sebagai lelucon.

- Pasangan mengancam akan menyakiti atau menghukum Anda.

- Pasangan berkelahi dengan Anda dan menyalahkan Anda untuk hal itu.

- Pasangan menggunakan kata-kata manipulatif secara emosional dengan dalih sedang memeras Anda.

- Pasangan berteriak dan bersumpah pada Anda ketika dia marah.

Mengatasi Pelecehan Verbal

Jika Anda sering menghadapi hal-hal di atas, jangan rendah diri. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk keluar dari masalah tersebut.Yakni:

1. Mengakui bahwa apa yang dilakukan pasangan ialah bagian dari pelecehan verbal. Ingat kekerasan verbal dapat terjadi pada siapa saja. Jika Anda mengalaminya, jangan malu atau takut. Anda masih memiliki harga diri dan berhak menolak untuk disalahgunakan (secara lisan, Red.).

2. Jangan membuat alasan untuk pelaku. Jika pasangan Anda berteriak, mengejek, mengancam, dan bahkan menyalahkan Anda, jangan membuat alasan baginya seperti, "Dia sebenarnya pria yang baik, kecuali jika dia marah."

3. Perlakukan serius. Pelecehan verbal jarang dianggap serius, karena tanda-tandanya kadang tak terlihat (bersifat manipulatif, Red.). Jika terus diabaikan, pelecehan verbal bisa bertambah buruk dari waktu ke waktu di mana bentuk kekerasan lainnya yang lebih berbahaya bisa saja terjadi. Misalnya, kekerasan fisik dan seksual. Jadi, ada baiknya Anda tak berhubungan lagi dengan orang yang seperti itu.

4. Miliki sistem pendukung yang baik. Setelah Anda memutuskan berpisah dari pasangan, bisa jadi ia mencoba untuk berhubungan kembali dengan Anda dan meminta maaf. Saat itulah, sebenarnya, Anda membutuhkan sistem pendukung yang baik untuk membantu Anda berdiri sendiri dengan keputusan awal Anda. Diskusikanlah masalah ini dengan orang yang tepat (teman atau keluarga) yang mengerti kondisi dan mencintai Anda dengan tulus.

5. Mencari penasihat profesional. Jika Anda menyalahkan diri sendiri atas kandasnya hubungan Anda dan pasangan, sudah sepatutnya Anda membicarakannya dengan seorang konselor. Jangan biarkan pelecehan emosional meninggalkan depresi atau merusak harga diri Anda.

Ester