Ibu Hamil Jangan Lupa Merawat Gigi

By nova.id, Senin, 5 Juli 2010 | 17:09 WIB
Ibu Hamil Jangan Lupa Merawat Gigi (nova.id)

Tadinya mungkin gigi sehat-sehat saja, tapi selama hamil jadi sering cenut-cenut. Ada apa ya?

Ternyata biang keladi sakit gigi di masa hamil lagi-lagi faktor hormonal. Perubahan hormon selama kehamilan dapat memicu peradangan gusi. Kondisi ini bisa diperparah jika ibu hamil malas sikat gigi lantaran sakit yang dirasakannya. Lama-lama gusi akan bengkak dan benjol seperti bisul yang cukup besar. Aktivitas me-ngunyah dan menelan akan menimbulkan rasa sakit yang lebih parah.

Lantas, mengapa ibu hamil tidak menjadwalkan pergi ke dokter gigi?

ALASAN IBU HAMIL TIDAK KE DOKTER GIGI

* Ibu hamil sengaja menghindari dokter gigi karena takut.

* Pengetahuan akan pentingnya periksa gigi kala hamil tergolong minim.

* Sedikit sekali dokter kandungan yang memberikan informasi mengenai pentingnya perawatan gigi dan mulut selama kehamilan.

* Masih sedikit litelatur yang menyinggung permasalahan ini.

* Menganut budaya, "Kalau tidak sakit, ngapain ke dokter."

Betul juga, kalau memang tidak sakit gigi, mengapa harus ke dokter gigi? Inilah alasannya.

ALASAN IBU HAMIL HARUS KE DOKTER GIGI

* Ibu termasuk golongan sensitif (sebelum hamil mudah mengalami radang gusi).

* Perubahan hormon juga bisa membuat gigi yang tumbuh miring dan gigi bungsu (gigi delapan) terasa sakit. Dalam keadaan fit, gigi bungsu memang tidak akan menjadi masalah. Tapi lantaran kehamilan, sering kali gusi di sekitar gigi ini membengkak.

* Kontrol rutin ke dokter gigi amat disarankan karena dengan begitu dokter bisa mendeteksi dan melakukan penanganan sebelum terjadi peradangan gusi yang parah (timbul benjolan).

* Sakit gigi bukan hal yang menyenangkan, apalagi dalam kondisi hamil. Selain rasa cenut-cenut yang begitu menyiksa, ibu hamil pun jadi malas makan. Padahal asupan gizi yang baik penting bagi ibu dan janin. Sakit yang dirasakan bisa memicu kontraksi.

* Ibu hamil sering mengabaikan perawatan gigi yang utama, yaitu sikat gigi dua kali sehari, terlebih di trimester awal karena timbul rasa mual saat menggosok gigi.

* Banyaknya sisa makanan yang menempel di gigi bisa mengakibatkan karies gigi. Bahkan kalau ibu sering muntah, kotoran yang menempel pada gigi akan semakin banyak.

* Kontrol ke dokter gigi di awal kehamilan banyak memberi kan keuntungan, antara lain semua gigi ibu akan diperiksa dan dibersihkan dari semua kotoran yang menempel termasuk karang gigi. Jika memang perlu, gigi pasien bisa diolesi fissure sealent yang aman bagi ibu hamil dan janin agar tidak berlubang.

KALAU TELANJUR SAKIT GIGI

Gigi miring dan gigi bungsu yang menjadi sumber rasa sakit biasanya mesti dicabut. Namun, berhubung ibu sedang hamil, pencabutan gigi tak boleh dilakukan. Langkah medis paling aman adalah dengan pemberian antibiotik yang aman bagi ibu hamil dan janin.

Untuk peradangan gusi, jika tidak terlalu mengganggu (ibu hamil tidak sampai merasa sakit, peradangan tidak menjadi lebih parah, dan ibu masih bisa mengunyah makanan) hanya akan dirawat agar tidak menjadi parah hingga waktunya ibu melahirkan. Peradangan ringan biasanya akan membaik setelah ibu bersalin. Sebaliknya jika makin parah, mau tidak mau benjolan yang timbul harus diangkat dengan cara dipotong lewat operasi kecil yang dita- ngani oleh tim dokter (dokter gigi dan dokter kandungan) tanpa menunggu persalinan. Asal tahu saja, radang gusi yang tidak tertangani dapat mengakibatkan gigi tanggal dengan sendirinya.

Jika gigi ibu hamil ada yang berlubang atau hampir berlubang, biasanya dokter akan menambal gigi tersebut. Jika memungkinkan mintalah tambalan komposit. Selain lebih cantik karena sewarna dengan gigi, tambalan ini jauh lebih aman dari amal gam yang mengandung Pb atau timbel. Tambalan yang bocor pun sebaiknya segera ditangani dengan dibongkar dan dirawat untuk diperbaharui kembali. Untuk melihat bocor tidaknya tambalan tidak bisa dilakukan sendiri. Dokter gigi yang bisa mendeteksinya. Itulah gunanya pemeriksaan rutin ke dokter gigi.

MENJAGA KONDISI GIGI TETAP PRIMA

* Cegah terjadinya karang gigi dengan menyikat gigi minimal 2 kali sehari.

* Minum air putih sebelum tidur dan saat bangun di pagi hari untuk membantu menjaga kebersihan mulut.

* Berkunjunglah ke dokter gigi minimal 3 kali, yakni sebelum ibu memutuskan untuk hamil, saat hamil di trimester pertama, dan enam bulan berikutnya.

"PANTANGAN" DI DOKTER GIGI

* Foto X-ray atau rontgen. Sekalipun berdimensi kecil, sebaiknya foto X-ray tetap dihindari. Kalau pun terpaksa, ibu harus menggunakan pelindung tubuh yang tak bisa ditembus sinar X.

* Cabut gigi. Apalagi jika ibu memiliki komplikasi, seperti diabetes melitus atau hipertensi. Tindakan urgen misalnya bila gigi tidak dicabut malah membahayakan kandungan misalnya akan diambil dengan melalui prosedur panjang dan dikerjakan oleh tim doker yang komplet (dokter kandungan, ahli penyakit dalam (jika pasien memiliki hipertensi atau diabetes), dokter gigi, serta dokter anastesi).

* Tambalan amal gam karena mengandung Pb/timbel. Jika gigi ibu sudah ditambal dengan amal gam, selama tidak menimbulkan masalah atau bocor, maka tak perlu dibongkar atau diganti dengan tambalan komposit yang lebih aman. Membongkar tambalan justru dapat membuka peluang serpihan amal gam masuk ke dalam tubuh.

SEL SARAF PENGINDRAAN MULAI BERKEMBANG

Begitu pula sel-sel otak yang berhubungan dengan memori dan fungsi berpikir.

Minggu ke-20 HPHT adalah titik tengah dari rata-rata masa kehamilan, yaitu 40 minggu HPHT. Panjang janin dari puncak kepala sampai bokong mencapai 14-16 cm. beratnya sekitar 255-300 g. Minggu ini merupakan periode yang penting dalam perkembangan sensoris atau pengindraan, yaitu indra perasa, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan. Sel-sel saraf yang berhubungan dengan alat-alat indra mulai berkembang. Begitu pula yang berperan dalam perkembangan memori dan fungsi berpikir, terus meningkat.

Di kepala janin mulai tumbuh rambut permanen, bukan lagi lanugo. Meski begitu, sekitar 2 minggu setelah lahir, rambut ini secara bertahap akan rontok. Selanjutnya tumbuh lagi rambut baru. Ketebalan atau kelebatan rambut bergantung pada faktor genetik serta nutrisi yang dikonsumsi ibu. Kulit janin diliputi vernix casseosa, yaitu lapisan yang sifatnya seperti pelumas. Fungsi vernix casseosa untuk melindungi kulit serta memudahkan proses persalinan nantinya lantaran badan janin jadi "licin". Sementara, kulit janin makin menebal, ada lapisan epidermis (di permukaan) dan dermis (bagian dalam). Pola permukaan kulit berupa sidik jari, gurat telapak tangan maupun telapak kaki mulai terbentuk pada lapisan epidermisnya.

Di minggu ini, lapisan lemak juga mulai terbentuk yang fungsinya melindungi bayi ketika lahir kelak dari hawa yang berbeda serta untuk memproduksi panas tubuh. Lapisan lemak ini terdapat di bagian leher, dada, dan sekitar pangkal paha.

Apabila janin diketahui berjenis kelamin perempuan, maka diperkirakan sudah memiliki enam juta sel telur dalam indung telurnya (ovarium). Akan tetapi, begitu dilahirkan jumlahnya berkurang menjadi sekitar satu juta sel telur. Rahim pun sudah terbentuk, namun bagian kanal vagina masih terus berproses.

WASPADAI VARISES

Setelah melalui separuh perjalanan kehamilan, di minggu ini rahim sudah hampir rata dengan pusar. Dokter akan terus memantau perkembangan sang janin. Sebagai salah satu upaya latihan stimulasi, ibu dapat memperdengarkan irama musik klasik untuk merangsang indra pendengaran janin (meskipun kemampuan mendengar suara dari luar perut ibu baru dicapai pada umur 24 HPHT) Waspadai bila ibu mengalami varises, warnanya seperti bercak gelap atau biru keunguan. Selain di kaki, bisa juga terjadi di daerah jalan lahir. Pada sebagian ibu hamil, varises makin terlihat dan terasa lebih sakit seiring pertambahan usia kehamilan. Kondisi varises makin memburuk manakala ibu sering berdiri lama. Usahakan tak berdiri berlama-lama serta memperbanyak berbaring dengan posisi miring. Bisa juga beristirahat sambil mengangkat kaki. Ketika duduk, upayakan tidak menyilangkan kaki karena bisa "memotong" peredaran darah. Gunakan alas kaki atau sepatu yang datar. Setidaknya itu hal-hal yang bisa membantu mencegah pembengkakan vena. Umumnya, setelah ibu melahirkan, pembengkakan berkurang. Akan tetapi, biasanya varises tak seluruhnya akan hilang.

Gazali Solahuddin, Hilman