Hamil dan Libido Ibu

By nova.id, Rabu, 1 Juni 2011 | 07:00 WIB
Hamil dan Libido Ibu (nova.id)

RAMBU-RAMBU BERCINTA

Agar tak membahayakan kehamilan, perhatikan rambu-rambu berikut:

1. Pilih posisi aman dan jadilah pasangan yang kreatif.

Memasuki usia kehamilan 16 minggu umumnya perut ibu mulai membuncit. Sebaiknya cari posisi tertentu agar ibu hamil tetap nyaman dan perutnya tak mengalami tekanan berlebih. Posisi yang dianjurkan knee-chest position, dog style atau side by side. Selain itu dibutuhkan pula ide kreatif lain. Maksudnya, untuk menyalurkan hasrat keduanya, suami tidak selalu harus melakukan penetrasi. Untuk membantu suami berejakulasi dapat dilakukan pilihan lain berupa manipulasi ekstragenital. Misalnya, dengan tangan istri (assisted masturbation), ejakulasi di antara kedua payudara ibu (coitus intermammae), atau koitus interfemora (di antara kedua paha ibu).

2. Yang pernah keguguran, perlu ekstra hati-hati.

Mereka yang pernah mengalami keguguran hendaknya sedikit mengerem keinginan untuk berhubungan intim dengan pasangan, terutama sepanjang trimester pertama. Ini untuk menghindari kontraksi yang dapat merangsang terjadinya persalinan dini.

3. Perlu waspada yang memiliki kelainan semasa kehamilan

Kelainan yang dimaksud antara lain plasenta previa, yakni posisi plasenta berada di bagian bawah rahim. Kondisi ini dikhawatirkan bakal memicu terjadinya pendarahan usai berhubungan intim. Pasalnya, hubungan intim dipastikan akan merangsang terjadinya kontraksi. Selain plasenta previa, ibu hamil yang telah memasuki usia kehamilan minggu ke-32 dengan posisi janin sungsang sebaiknya juga menghindari kontraksi yang timbul akibat hubungan intim. Sebabnya, di saat terjadi kontraksi, posisi janin jadi tidak berputar. Akibatnya, posisi janin tetap sungsang karena ia tidak sempat memperbaiki posisinya untuk masuk ke jalan lahir.

4. Hati-hati dan bijaksana

Hubungan intim hanyalah salah satu bentuk hubungan kasih di antara pasangan. Mengenai frekuensi dan bagaimana tekniknya tentu perlu dibicarakan berdua. Tak ada batasan normal secara umum. Setiap pasangan tentunya punya persepsi dan kebutuhan yang berbeda dalam pemenuhan keinginannya. Namun, pada masa kehamilan sebaiknya semua dilakukan lebih hati-hati, perla-han dan lebih jarang.

Lazimnya di luar kehamilan, pasangan bercinta 2­3 kali seminggu. Nah, di masa kehamilan, misalnya menjadi sekali seminggu. Jika biasanya sekali seminggu, mungkin selama kehamilan frekuensinya menjadi 1­2 kali sebulan. Jangan lupa senantiasa konsultasikan dengan petugas kesehatan apabila ada hal yang diragukan. Jangan malu bertanya.

Utami